Oct 9, 2011

Prestasi Belajar Siswa

PRESTASI BELAJAR SISWA
Oleh: Jajang Sulaeman, S.Pd.




1.    Pengertian Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni "prestasi" dan "belajar", mempunyai arti yang berbeda. Untuk memahami lebih  jauh  tentang  pengertian  prestasi  belajar,  peneliti  menjabarkan  makna dari kedua kata tersebut.
Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual atau kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:787) yang dimaksud dengan  prestasi  adalah  “hasil  yang  telah  dicapai  (dilakukan, dikerjakan  dan  sebagainya).”

Oct 7, 2011

MANUSIA DAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Oleh: Jajang Sulaeman, S.Pd.


A.    Pengertian Hakikat Manusia
Sudah sejak lama manusia telah berusaha untuk mengetahui tentang hakikat dirinya. Jawaban yang diketemukan bermacam-macam, antara lain adalah yang bercorak filsafati. Oleh karena filsafat adalah berfikir kritik, maka hasilnya juga bermacam-macam.
Jawaban tentang hakikat manusia dapat dilihat dari beberapa dasar peninjauan atau perspektif. Dilihat berdasarkan jumlah asas atau unsur yang menyusunnya, manusia adalah makhluk monistik, yaitu yang tersusun dari satu asas belaka. Satu asas tersebut dapat yang bersifat kebendaan maupun kerokhanian.Kaum spiritualis berpendapat bahwa manusia terdiri atas jiwa, sedangkan kaum atomis berpendapat bahwa manusia terdiri atas atom sebagaimana dikemukakan oleh Demokritos.
STRATEGI PEMBELAJARAN NILAI
Oleh: Jajang Sulaeman, S.Pd.




A.    Makna Strategi Pembelajaran
           1.      Pengertian Pembelajaran

Perubahan wawasan tentang hahekat belajar dan mengajar mendorong pula terjadinya perubahan penggunaan istilah  yang berkait dengan terminologi mengajar.  Mengajar-Pengajaran dalam kurikulum 1975, dan 1984 digunakan istilah instruksional. Kata instruksional  itu sendiri diambil dari istilah instruction yang diartikan belajar-mengajar. Istilah belajar-mengajar itu sendiri dimaknai sebagai proses interaktif antara guru dan siswa, yang berbeda dengan istilah mengajar yang konotasinya hanya guru yang aktif. Kata instruksional  selanjutnya dalam kurikulum 1994, tidak lagi digunakan dan diganti menjadi  pembelajaran. 
Perubahan makna tentang hakekat belajar-mengajar, dilatari oleh perubahan peranan guru dalam proses pembelajaran. Dalam menjalankan perannya di samping menyampaikan informasi, tugas guru di kelas adalah juga mendiagnosis kesulitan belajar siswa, menyeleksi material belajar, mensupervisi kegiatan belajar, menstimulasi interaksi belajar siswa, memberikan bimbingan belajar,menggunakan multi media, strategi dan metode. Peranan guru juga menunjukkan film, mengajak diskusi, mengajukan pertanyaan, mediator debat, menyelenggarakan field trip, simulasi dan berbagai peranan lainnya (Simpson; Anderson , 1981-60). 
Berbagai peran yang dimainkan guru tersebut bahwa pembelajaran pada dasarnya adalah berkenaan dengan hal membelajarkan anak. Dalam pada itu, peranan guru tidak lain adalah memfasilitasi terjadinya belajar pada diri anak. Perlu digarisbawahi bahwa perubahan-perubahan perilaku siswa sebagai indikator hasil belajarnya, adalah akibat keaktifan yang dilakukan anak sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan belajarnya. 

PERAN GURU DALAM MENANGANI MASALAH KENAKALAN REMAJA
Oleh: Jajang Sulaeman, S.Pd.


A.    Pengertian Remaja
Seringkali  dengan  gampang  orang  mendefinisikan  remaja sebagai  periode  transisi  antara  masa  anak-anak  kemasa  dewasa,  atau disebut  juga  usia  belasan.  Hurlock  (1999:  206)  menyatakan  bahwa “Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa”.
Remaja merupakan  peralihan  antara masa  kehidupan  anak  dan masa kehidupan orang dewasa. Bila ditinjau dari segi  tubuhnya, mereka terlihat  sudah  dewasa  tetapi  jika  mereka  diperlakukan  sebagai  orang dewasa ternyata belum dapat menunjukkan sikap dewasa. 
Hurlock  (1999 : 206) menjelaskan bahwa :
Istilah  adolescence  atau  remaja  berasal  dari  kata  latin adolescere  (kata  bendanya  adolescentia  yang  berarti  remaja  primitive) yang  berarti  tumbuh  atau  tumbuh  menjadi  dewasa.  Anak  dianggap sudah  dewasa  bila  sudah  mampu  mengadakan  reproduksi.  Istilah adolescence seperti yang digunakan saat  ini mempunyai arti yang lebih luas,  mencakup  kematangan  mental,  sosial  dan  fisik.

HUBUNGAN PERSEPSI MENGENAI SUASANA RELIGIUS DALAM KELUARGA
DENGAN AKHLAK SISWA DI SEKOLAH
Oleh: J. Sulaeman, S.Pd.



Ada dua faktor utama yang berpengaruh terhadap pembentukan dan perkembangan kepribadian individu, yakni faktor genetik (keturunan) dan lingkungan sosialnya. Dan lingkungan sosial yang palaing dominan adalah keluarga.
Peran lingkungan dalam mewujudkan kepribadian seseorang, baik lingkungan pra kelahiran maupun lingkungan pasca kelahiran adalah masalah yang tidak bisa dipungkiri khususnya lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal kehidupan bagi setiap manusia. Banyak hadis yang meriwayatkan pentingnya pengaruh keluarga dalam pendidikan anak dalam beberapa masalah seperti masalah aqidah, budaya, norma, emosional dan sebaginya. Keluarga menyiapkan sarana pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak sejak dini. Dengan kata lain kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan perlakuan kedua orang tua dan lingkungannya.

AKHLAK SISWA DI SEKOLAH

AKHLAK SISWA DI SEKOLAH

Oleh: Jajang Sulaeman, S.Pd.



1.    Pengertian Akhlak
Menurut pendekatan etimologi, perkataan "akhlak" berasal dari bahasa  Arab jama' dari bentuk mufradnya "Khuluqun" ( Ø®ُÙ„ُÙ‚ٌ ) yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan perkataan "khalkun" ( Ø®َÙ„ْÙ‚ٌ ) yang berarti kejadian, serta erat hubungan " Khaliq" ( Ø®َالِÙ‚ٌ ) yang berarti Pencipta dan "Makhluk" ( Ù…َØ®ْÙ„ُÙˆْÙ‚ٌ ) yang berarti yang diciptakan. (Zahruddin AR, 2004:1).
Baik  kata  “akhlaq”  atau  “khuluq”  kedua-duanya  dapat  dijumpai  di  dalam  al-Qur'an, sebagai berikut: “Dan  sesungguhnya engkau  (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Q.S. Al-Qalam, 68:4).

Persepsi Mengenai Suasana Religius dalam Keluarga

 PERSEPSI MENGENAI SUASANA RELIGIUS DALAM KELUARGA
Oleh : Jajang Sulaeman, S.Pd.
 
1.    Persepsi
a.    Pengertian Persepsi
Manusia sejak diciptakan dan dilahirkan lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan lainnya. Perbedaan itu tidak hanya dari penampilan fisiknya saja (jasmani), tetapi manusia dibekali dengan akal perasaan dan panca indra. Dengan potensi itulah manusia dapat menangkap rangsangan dan mengenal dunia luar, sehingga mampu mengenali dirinya sendiri dan menilai stimulus yang ditangkapnya serta melakukan penyesuaian terhadap keadaan sekitarnya, yang mana hal ini berkaitan dengan persepsi (perception).
Sedangkan kemampuan manusia untuk membedakan, mengelompokkan, memfokuskan yang ada dilingkungan sekitar mereka disebut sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan atau persepsi. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya.
Persepsi berasal dari bahasa Inggris yakni kata “perception”. Dalam  Kamus Besar Bahasa Indonesia  dijelaskan bahwa “Persepsi adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya” (Alwi, 2007: 863).

Oct 5, 2011

TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)
Oleh: Jajang Sulaeman, S.Pd.




A.  Pengertian Tata Pemerintahan yang Baik

Secara singkat dapat dipahami bahwa selain komponen fisik tentang batasan wilayah dan pengakuan kedaulatan sebagai persyaratan sebuah negara, dalam sebuah negara terdapat dua  komponen inti yang terikat erat, “rakyat” dan “pemerintah”, Pemerintah dalam arti paling dasar diterjemahkan sebagai sekumpulan orang yang memiliki mandat yang absah dari rakyat untuk menjalankan wewenang-wewenangnya dalam urusan-urusan pemerintahan. Di sini ada hubungan “kontrak sosial” antara rakyat sebagai pemberi mandat dan pemerintah sebagai pelaksana mandat.