May 26, 2013

GURU DALAM MENGELOLA PROSES PEMBELAJARAN

UPAYA GURU DALAM MENGELOLA PROSES PEMBELAJARAN
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Oleh: Jajang Sulaeman, S.Pd.





BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang Masalah

Pendidikan menempati kedudukan dan fungsi peran yang amat strategis terutama dalam rangka pembentukan dan pembinaan sumber daya manusia (human resources). Dalam pasal 1 ayat (1) UU Nomor : 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasionl dijelaskan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Keseluruhan upaya pendidikan dilakukan diberbagai jenis, jalur dan jenjang pendidikan agar mampu mencapai tujuan pendidikan diharapkan. Dalam pasal 3 UU Nomor : 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 

Apabila kita teliti tujuan pendidikan nasional tersebut di atas, maka secara eksplisit menegaskan perlunya pembinaan potensi peserta didik melalui Pendidikan Dasar agar mereka mampu tampil menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kualitas ini sangat penting dan menjadi dasar bagi pengembangan kualitas sumber daya manusia pada aspek-aspek yang lainnya.
Adapun kualitas proses dan hasil pendidikan di Sekolah Dasar pada intinya banyak ditentukan oleh kualitas proses pembelajaran yang terbentuk oleh beberapa komponen pembelajaran yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi secara fungsional untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Dalam konteks pembelajaran inilah terdapat dua komponen manusiawi yang memiliki kedudukan dan fungsi peran yang sentral dan strategis, yakni komponen guru dan siswa. Sardiman A.M. (2006:14) menjelaskan bahwa “Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa sebagai fihak yang belajar dan guru sebagai fihak yang mengajar, dengan siswa sebagai subjek pokoknya”. Dalam proses pembelajaran ini guru harus mampu berperan secara optimal agar benar-benar mampu mengelola dan mengoptimalkan proses dan hasil belajar siswa sesuai tujuan pembelajaran.
Sebagai tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Menurut Amatembun (dalam Supriyanto, 1991:22) “Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan mempertahankan serta mengembang-tumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan”. Sedangkan menurut Usman (2005 :97) “Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif”. Pengelolaan kelas dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas guru di dalam kelas.
Dari dua pendapat tersebut jelas bahwa guru Sekolah Dasar (SD) sebagai tenaga profesional harus mampu mengelola proses pembelajaran sehingga benar-benar dapat menciptakan proses dan hasil belajar siswa secara optimal. Dengan kata lain kita dapat berasumsi bahwa upaya guru SD dalam mengelola proses pembelajaran memiliki hubungan yang erat dengan proses dan hasil belajar siswa SD.
Sementara itu kita semua tidak bias menutup mata dari kondisi objektif yang ada dimana pada umumnya guru masih belum mampu mengelola proses pembelajaran yang mampu melibatkan aktivitas belajar siswa secara optimal. Para guru masih banyak yang menggunakan metode pembelajaran yang tradisional, sehingga aktivitas guru lebih dominan dan siswa hanya menjadi pendengar dan pencatat materi pelajaran saja. Begitu pula para guru, termasuk guru SD, masih terbatas dalam penggunaan media dan sumber pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran cenderung tidak optimal dan menjadikan siswa pasif.
Fenomena tersebut sangat menarik untuk diteliti terutama dalam kaitannya dengan prestasi belajar siswa, mengingat hasil yang akan dicapai tentu akan sangat ditentukan oleh prosesnya itu sendiri. Dengan perkataan lain, bahwa proses pembelajaran akan menentukan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji secara konseptual tentang upaya guru dalam pengelolaan proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar. Pengkajian ini disusun dalam bentuk makalah/artikel konseptual dengan judul : UPAYA GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR.

B.  Perumusan dan Pembatasan Masalah

Berpijak dari judul penelitian dan latar belakang masalah, maka yang menjadi pokok permasalahan dari makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut, “Bagaimana upaya guru dalam mengelola proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar.”
Mengingat pokok permasalahan tersebut relatif luas ruang lingkupnya, maka penulis membatasinya pada sub-masalah sebagai berikut :
1.    Upaya guru dalam pengelolaan proses pembelajaran di Sekolah Dasar.
2.    Prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar.
3.    Upaya guru dalam pengelolaan proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.



C.  Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran konseptual tentang upaya guru dalam pengelolaan proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar.
Sedangkan mengacu pada sub-sub masalah yang akan dikaji, penulis dapat menetapkan beberapa tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu :
1.    Untuk memperoleh gambaran konseptual tentang bagaimana upaya guru dalam pengelolaan proses pembelajaran di Sekolah Dasar.
2.    Untuk memperoleh gambaran konseptual tentang prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar.
3.    Untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana upaya guru dalam pengelolaan proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar.

D.  Kegunaan Penelitian

Proses dan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik secara teoritik maupun secara empirik mengenai hubungan antara peran guru sebagai motivator dengan minat siswa terhadap mata pelajaran PAI. Untuk lebih jelasnya kegunaan dari penelitian ini dapat dikategorikan sebagai berikut :
1.    Kegunaan Teoritis
a.    Secara metodologis, penelitian ini dapat menjadi wahana yang baik bagi penulis untuk menerapkan sekaligus menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan penulisan karya tulis ilmiah.
b.    Secara substantif, penelitian ini dapat menjadi wahana yang baik bagi penulis untuk menerapkan dan mengembangkan wawasan keilmuan dan keterampilan, terutama dalam kaitan dengan substansi masalah penelitian.
c.    Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait dalam mengembangkan konsep dan teori untuk meningkatakan proses dan hasil pembelajaran di Sekolah Dasar.

2.    Kegunaan Praktis
a.    Secara metodologis, penelitian ini sangat bermanfaat bagi penulis dalam menerapkan dan mengembangkan kemampuan melakukan penelitian ilmiah.
b.    Secara substantif, penelitian ini sangat bermanfaat bagi penulis untuk menerapkan dan mengembangkan wawasan keilmuan dan keterampilan terkait dengan masalah aktual tentang dalam dunia pendidikan, terutama berkaitan dengan proses dan hasil pembelajaran di Sekolah Dasar.
c.    Secara empirik diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan, baik berkenaan dengan metode penelitian ilmiah maupun peningkatan peran guru sebagai pengelola proses dan hasil pembelajaran di Sekolah Dasar.

E.  Metode dan Teknik Pembahasan

Metode yang digunakan dalam pembahasan masalah adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan suatu permasalahan yang aktual.
Setiap metode mengisyaratkan beberapa teknik yang relevan. Oleh karena itu dalam hal ini penulis akan menggunakan teknik studi literature/kepustakaan, yakni membahas permasalahan dengan cara mengkaji beberapa konsep dan teori yang bersumber dari berbagai sumber kepustakaan, baik cetak maupul elektronik.

F.   Sistematika Penulisan

Penulisan makalah ini disusun dengan sistematika terdiri dari tiga bab, yakni sebagai berikut :
Bab I tentang pendahuluan yang mencakup : latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan, kegunaan, metode dan teknik pembahasan, dan sistematika penulisan.
Bab II tentang pembahasan/diskusi yang berisi kajian tentang sub-sub masalah yang telah ditetapkan.
Bab III tentang kesimpulan dan saran yang berisi pemaknaan atau generalisasi hasil pembahasan serta rekomendasi berdasarkan temuan pada proses dan hasil pembahasan masalah.












LATIHAN SOAL UKA/UKG ONLINE TK/PAUD

LATIHAN SOAL UKA/UKG ONLINE TK/PAUD



1.    Berikut ini adalah contoh implementasi dari tugas perkembangan, kecuali 
a.    anak mencapai berat tubuh ideal.
b.    mengucap salam dengan baik.
c.     anak belajar mengunyah makanan.
d.    anak memegang pensil dengan baik.

2.    Berikut ini bukan termasuk contoh perkembangan …
a.    anak mampu berguling kemudian tengkurap.
b.    anak tumbuh gigi.
c.     anak mampu berlari.
d.    anak memainkan lidah dan meraban.

3.    Bagaimanakah cara anak memperoleh bahasa ketika berusia kurang dari satu tahun ?
a.    Mendengarkan orang dewasa berbicara.
b.    Meniru ucapan orang dewasa.
c.     Memperhatikan muka orang dewasa dan menanggapi dengan bahasa mereka.
d.    Bermain-main dengan bunyi (mengoceh).

4.    Perkembangan motorik adalah …
a.    gerakan yang dilakukan oleh seluruh tubuh.
b.    perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerakan tubuh.
c.     berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot.
d.    hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem di dalam tubuh yang dikontrol otak.

5.    Karakteristik perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun adalah …
a.    Menggambar dengan gerakan naik turun bersambung (seperti gunung atau bukit).
b.    Menggambar garis lingkaran dan garis silang (garis tegak dan datar).
c.     Menggambar garis lurus.
d.    Menggambar coret-coretan.


Untuk soal selanjutnya, bisa menghubungi ....