MINAT SISWA
Oleh: Jajang Sulaeman, S.Pd.
1.
Pengertian Siswa
Siswa adalah unsur manusiawi yang penting dalam proses
pembelajaran, karena pada dasarnya siswa-lah yang menjadi subjek pembelajaran. Sardiman
A.M. (2006: 109) mengemukakan, “Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen
manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar”.
Yang dimaksud siswa di sini adalah peserta didik yakni “anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu”. (Pasal
1 angka 4 UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas).
Dari beberapa sumber yang penulis teliti
ditemukan beberapa istilah yang sama sebagai berikut :
a.
Peserta
didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu.
b.
Siswa/Siswa, istilah
bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
c.
Mahasiswa/Mahasiswi,
istilah umum bagi peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi.
d.
Warga
Belajar, istilah bagi peserta didik pada jalur pendidikan nonformal seperti
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), baik Paket-A, Paket-B, Paket-C.
e.
Pelajar, adalah
istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan formal
tingkat dasar maupun pendidikan formal tingkat menengah.
f.
Murid, istilah
lain peserta didik.
g.
Santri, adalah
istilah bagi peserta didik pada jalur pendidikan non formal, khususnya
pesantren atau sekolah-sekolah salafiyah.
2.
Pengertian
Minat
Ditinjau
dari segi bahasa sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1990 : 583) bahwa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu.” Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat
besar sekali pengaruhnya terhadap
kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang
diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.
Sedangkan
pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh para ahli, di
antaranya yang dikemukakan oleh Hilgard yang dikutip oleh Slameto (2004: 57)
menyatakan “Interest is persisting tendency to pay attention to end enjoy some
activity and content.”
Sardiman A.M. (2006: 76)
berpendapat bahwa “Minat
diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat
ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan
keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”
Sedangkan
Daradjat (1995: 133)
mengartikan minat adalah “kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan sesuatu hal
yang berharga bagi orang.”
Dari
beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikutip di atas
dapat disimpulkan bahwa, minat adalah kecenderungan seseorang terhadap obyek
atau sesuatu kegiatan yang digemari yang disertai dengan perasaan senang,
adanya perhatian, dan keaktifan berbuat dengan penuh kesungguhan.
3.
Unsur-Unsur
Minat
Dilihat
dari segi unsur-unsur yang membentuknya, minat pada intinya terbentuk dari tiga
unsur pokok yaitu :
a. Perhatian
Menurut
Suryabrata (1989: 14)
bahwa “perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu
aktivitas yang dilakukan.” Kemudian Sumanto (1984: 32) berpendapat bahwa “perhatian adalah
pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu obyek, atau
pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas.”
Aktivitas
yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun
akan lebih tinggi. Maka dari itu sebagai seorang guru harus selalu berusaha
untuk menarik perhatian anak didiknya sehingga mereka mempunyai minat terhadap
pelajaran yang diajarkannya.
Orang
yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar.
Ia tidak segan mengorbankan waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut. Oleh karena
itu seorang siswa yang mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, ia pasti akan
berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar.
b. Perasaan
Suryabrata
(1989: 66) mengartikan perasaan “sebagai gejala
psikis yang bersifat subjektif yang umumnya
berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang
atau tidak dalam berbagai taraf.”
Tiap
aktivitas dan pengalaman yang dilakukan akan selalu diliputi oleh suatu
perasaan, baik perasaan senang maupun perasaan tidak senang. Perasaan umumnya
bersangkutan dengan fungsi mengenal artinya perasaan dapat timbul karena
mengamati, menganggap, mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu.
Yang
dimaksud dengan perasaan di sini adalah perasaan senang dan perasaan tertarik
akibat menghayati nilai-nilai yang terkandung di dalam sesuatu objek. Menurut Winkell
(1983: 30)
bahwa “Perasaan merupakan aktivitas psikis yang di dalamnya subjek menghayati
nilai-nilai dari suatu objek.”
Perasaan
sebagai faktor psikis non intelektual, yang khusus berpengaruh terhadap
semangat belajar. Jika seorang siswa mengadakan penilaian yang agak spontan
melalui perasaannya tentang pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan
penilaian yang positif maka akan timbul perasaan senang di hatinya akan tetapi
jika penilaiannya negatif maka timbul perasaan tidak senang.
c. Motif
Menurut
Sardiman (2006:73)
motif dapat dikatakan “sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek
untuk melakukan kreativitas tertentu
demi mencapai suatu tujuan.”
Sedangkan
menurut Suryabrata (1989:32), motif adalah “keadaan dalam pribadi orang yang mendorong
individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencari suatu
tujuan.”
Seseorang
melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Dalam hal ini
motivasi sebagai dasar penggeraknya yang
mendorong seseorang untuk belajar. Dan minat merupakan potensi psikologi yang
dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi bila seseorang sudah termotivasi
untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu
tertentu.
Jadi
motivasi merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang
sehingga ia berminat terhadap sesuatu objek, karena minat adalah alat motivasi
dalam belajar.
Seseorang
dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu itu memiliki beberapa unsur
antara lain : “1. Sikap, 2. Kemauan, 3. Ketertarikan, 4. Dorongan, 5. Ketekunan,
6. Perhatian” (Abd. Rachman Abror, 1989).
Keenam unsur minat tersebut dapat dibuat indikator-indikator yang dapat
digunakan dalam pembuatan angket minat, sehingga angket yang dibuat megacu pada
unsur-unsur minat yang telah dikembangkan.
4.
Ciri-Ciri
Minat Siswa
Untuk
mengenal atau menemukan sesuatu bias diteliti dari cirri-ciri atau
karakteristiknya, begitu pula halnya dengan minat siswa. Dalam hal ini Hurlock (1993: 115) dalam (Mugi, 2007: 11-13) mengemukakan ada 7 ciri minat
yang penulis rangkum sebagai berikut :
a. Minat
tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.
Minat
di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental. Pada waktu
pertumbuhan terlambat dan kematangan dicapai, minat menjadi lebih stabil. Anak
yang berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari teman sebayanya. Mereka yang
lambat matang, sebagaimana dikemukakan terlebih dahulu, menghadapi masalah
sosial karena minat mereka minat anak, sedangkan minat teman sebaya mereka
minat remaja.
b. Minat
bergantung pada kesiapan belajar
Anak-anak
tidak dapat mempunyai minat sebelum meraka siap secara fisik dan mental.
Sebagai contoh, mereka tidak dapat mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk
bermain bola sampai mereka memiliki kekuatan dan koordinasi otot yang
diperlukan untuk permainan bola tersebut.
c. Minat
bergantung pada kesempatan belajar
Kesempatan
untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat, baik anak-anak maupun
dewasa, yang menjadi bagian dari lingkungan anak. Karena lingkungan anak kecil
sebagian besar terbatas pada rumah, minat mereka “tumbuh dari rumah”. Dengan
bertambah luasnya lingkup sosial, mereka menjadi tertarik pada minat orang di
luar rumah yang mulai mereka kenal.
d. Perkembangan
minat mungkin terbatas
Ketidakmampuan
fisik dan mental serta pengalaman sosial yang terbatas, membatasi minat anak.
Anak yang cacat fisik misalnya, tidak mungkin mempunyai minat yang sama pada
olahraga seperti teman sebayanya yang perkembangan fisiknya normal.
e. Minat
dipengaruhi pengaruh budaya
Anak-anak
mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang dewasa lain untuk belajar
mengenai apa saja yang oleh kelompok budaya mereka dianggap minat yang sesuai dan mereka tidak diberi kesempatan
untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai bagi mereka oleh kelompok
budaya mereka.
f. Minat
berbobot emosional
Bobot
emosional (aspek
afektif)
dari minat menentukan kekuatannya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan
melemahkan minat, dan bobot emosional yang menyenangkan memperkuat minat.
g. Minat
itu egoisentris
Sepanjang
masa kanak-kanak, minat itu egoisentris.
Misalnya, minat anak laki-laki pada matematik, sering berlandaskan keyakinan
bahwa kepandaian di bidang matematika di sekolah akan merupakan langkah penting
menuju kedudukan yang menguntungkan dan bergengsi di dunia usaha.
5.
Fungsi
Minat
Minat merupakan
faktor psikologis dalam diri siswa yang keberadaannya begitu penting, karena
memiliki kaitan dengan aktivitas belajar siswa. Oleh karena itu dalam konteks
pembelajaran, tak terkecuali pembelajaran Penjas, maka minat belajar siswa
harus tumbuh dan fungsional.
Hurlock telah
mengemukakan fungsi minat bagi kehidupan anak sebagaimana yang ditulis oleh Wahid
(1998 : 110-111) sebagai berikut :
a. Minat
mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita.
Sebagai contoh anak yang berminat
pada olah raga maka cita-citanya adalah
menjadi olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan fisiknya
maka cita-citanya menjadi dokter.
b. Minat
sebagai tenaga pendorong yang kuat.
Minat anak untuk menguasai
pelajaran bisa mendorongnya untuk
belajar kelompok di tempat temannya meskipun
suasana sedang hujan.
c. Prestasi
selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas.
Minat seseorang meskipun diajar
oleh guru yang sama dan diberi pelajaran
tapi antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini
terjadi karena berbedanya daya serap
mereka dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat mereka.
d. Minat
yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan.
Minat menjadi guru yang telah
membentuk sejak kecil sebagai misal akan
terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud maka semua
suka duka menjadi guru tidak akan dirasa
karena semua tugas dikerjakan dengan penuh sukarela. Dan apabila minat ini
tidak terwujud maka bisa menjadi obsesi yang akan dibawa sampai mati.
Dalam
hubungannya dengan pemusatan perhatian, minat mempunyai peranan dalam
“melahirkan perhatian yang serta merta, memudahkan terciptanya pemusatan
perhatian, dan mencegah gangguan perhatian dari luar.” (The Liang Gie, 2004 : 57).
Oleh karena itu minat mempunyai pengaruh yang besar dalam
belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat
siswa maka siswa tersebut tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan
bila bahan pelajaran itu menarik minat siswa, maka ia akan mudah dipelajari dan
disimpan karena adanya minat sehingga menambah kegiatan belajar.
6.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Minat
Minat
seseorang akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, sebagaimana dikemukakan oleh Crow
and Crow (dalam Wahyudi, 2002: 10-11)
yang penulis rangkum sebagai berikut :
a. The
factor Inner Urge
Rangsangan
yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan
atau datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan
atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat misal, cenderung terhadap
belajar, dalam hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan.
b. The
factor of social motive
Minat
seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal, disamping hal dipengaruhi oleh
faktor dari dalam diri manusia juga dipengaruhi oleh motif sosial, misal seseorang berminat pada prestasi tinggi agar
dapat status sosial yang tinggi pula.
c. Emotianal
factor
Faktor
perasaan dan emosi ini mempunyai
pengaruh terhadap obyek misal perjalanan sukses yang dipakai individu dalam
sesuatu kegiatan tertentu dapat membangkitkan perasaan senang dan dapat
menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya
kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang.
Sedangkan menurut Santoso (dalam Wahyudi,
2002:18) faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembangnya minat adalah sebagai
berikut :
a. Motivasi
dan cita-cita
Adanya
cita-cita dan dukungan oleh motivasi yang kuat dalam diri seseorang maka akan dapat membesarkan minat
orang itu terhadap suatu objeknya.
Sebaliknya apabila cita-cita dan motivasi tidak ada maka minat sulit
ditumbuhkan.
b. Sikap
terhadap suatu objek
Sikap
senang terhadap objek dapat membesarkan minat seseorang terhadap objek
tersebut. Sebaliknya jika sikap tidak senang akan memperkecil minat seseorang.
c. Keluarga
Keadaan
keluarga terutama keadaan sosial ekonomi dan pendidikan keluarga dapat
mempengaruhi minat seseoran terhadap objek tersebut.
d. Fasilitas
Tersedianya
fasilitas yang mendukung akan menjadikan minat seseorang terhadap suatu objek
lebih besar.
e. Teman
pergaulan
Teman
pergaulan yang mendukung misalnya diajak kompromi terhadap suatu hal yang
menarik perhatiannnya maka teman tersebut dapat lebih meningkatkan minatnya,
tetapi teman yang tidak mendukung mungkin akan menurunkan minat seseorang.
Berdasarkan
uraian di atas, maka faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa terhadap
Pendidikan Jasmani dapat penulis kategorikan sebagai berikut :
a. Faktor
Intrinsik
Minat
intrinsik adalah minat yang berasal dari dalam diri seseorang. Ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa terhadap Pendidikan Jasmani antara
lain :
1) Mempunyai
bakat
Bakat
adalah potensi yang masih terpendam dalam diri individu yang harus dikembangkan
melalui proses pendidikan. Oleh karena itu siswa yang memiliki bakat pada
sesuatu cabang olahraga akan menaruh minat pada olahraga tersebut.
2) Cita-cita
Cita-cita
adalah sesuatu yang diharapkan tercapai oleh seseorang di masa yang akan
datang. Individu yang bercita-cita tentang sesuatu, maka ia akan menaruh minat
pada sesuatu tersebut.
3) Minat
untuk berprestasi
Keinginan
atau minat untuk berprestasi yang dimiliki oleh setiap orang individu pasti
ada, tapi keinginan itu cenderung mempuinyai presentasi yang berbeda-beda.
Kecenderungan itu timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu karena sesuai
dengan kebutuhan atu merasakan bahwa sesuatu akan dipelajari bermakna dari
dirinya.
4) Minat
untuk mengisi waktu luang
Diketahui
juga bahwa dalam mengisi waktu luang mereka juga didasari karena adanya faktor
kesenangan, mendapatkan teman, waktu luang, dan untuk menjaga kesehatan.
Tentunnya rasa senang atau tertarik yang dimiliki oleh setiap individu akan
timbul pada seseorang bilamana bidang-bidang yang ditawarkan pada dirinya
dirasa akan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b. Faktor
Ekstrinsik
Faktor
ekstrinsik yaitu faktor yang mempengaruhi minat yang bersumber dari luar diri
individu. Faktor-faktor ini antara lain :
1) Guru
Guru
merupakan unsur manusiawi dalam proses pembelajaran yang mempunyai fungsi,
peran dan tugas yang berkaitan dengan proses belajar siswa. Oleh karena itu
guru dengan segala penampilan, kepribadian dan kualifikasi profesionalismenya
merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi minat siswa.
2) Pelaksanaan
kegiatan
Pelaksanaan
kegiatan pembelajaran di sekolah sangat erat kaitannya dengan metode pengajaran
serta fasilitas yang memadai. Dalam penyampaian materi adalah penting, dengan
memperhatikan metode yang digunakan dalam penyampaian materi. Cara yang tidak
sesuai akan membosankan sehingga akan mengurangi minat terhadap apa yang
disampaiakan. Begitu juga fasilitas yang tidak kalah pentingnya dalam
menumbuhkan minat ekstrinsik siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
baik. Dengan adanya fasilitas yang memadai akan menambah keyakinan siswa untuk
mengikuti kegiatan tersebut.
3) Media
Bentuk-bentuk
mass media antara lain adalah buku-buku tentang olahraga, majalah, surat kabar,
radio, televisi dan bentuk-bentuk lain yang sangat berpengaruh terhadap minat
siswa dalam menekuni dan mempraktekkan. latihan yang telah diberikan pada saat
latihan akan diwujudkan dalam pertandingan. Siswa yang mempunyai minat tinggi
akan memanfaatkan sumber informasi untuk memperluas wawasannya. Semakin
berkembangnya jalur informasi yang ada hubungannya dengan olahraga akan semakin
mengangkat minat siswa terhadap olahraga.
4) Penghargaan
Penghargaan
dalam hubungannya dengan minat siswa dalam mengikuti kegiatan olahraga sangat
menunjang. Dalam suatu pertandingan perlu adanya hadiah sebagai suatu
penghargaan bagi mereka yang berprestasi.
5) Keluarga
Keluarga
dengan segala kondisi dan karakteristiknya menjadi faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi minat siswa terhadap suatu kegiatan olahraga. Pengaruh keluarga
ini dapat diasumsikan relatif besar, karena selain ada hubungan biologis juga
anak lebih banyak waktunya dan berkomunikasi di lingkungan keluarga.
6) Masyarakat
Lingkungan
masyarakat di sekitar tempat tinggal siswa maupun di sekitar sekolah juga
termasuk salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi minat siswa
terhadap kegiatan olahraga. Hal ini logis karena setiap individu hidup
berkembang di lingkungan masyarakat, bahkan memiliki hasrat untuk beradaptasi
dengan kondisi dan karakteristik masyarakatnya.