Strategi Pembelajaran PPKn
Strategi dimaknai sebagai cara mencapai tujuan dengan sukses (a way
of winning the game atau a way of achieving of objectif).
Beberapa prinsip-prinsip yang mesti dilakukan oleh pengajar dalam
memilih strategi pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan
tersebut mesti berdasarkan pada penetapan.
1. Tujuan Pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru dalam
memilih metode yang akan digunakan di dalam menyajikan materi
pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai
pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa.
Sasaran tersebut dapat terwujud dengan menggunakan metode-metode
pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau
keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh siswa setelah mereka
melakukan proses pembelajaran tertentu.
Tujuan pembelajaran
dapat menentukan suatu strategi yang harus digunakan guru. Misalnya,
seorang guru Olahraga dan Kesehatan menetapkan tujuan pembelajaran agar
siswa dapat mendemontrasikan cara menendang bola dengan baik dan benar.
Dalam hal ini metode yang dapat membantu siswa-siswa mencapai tujuan
adalah metode ceramah, guru memberi instruksi, petunjuk, aba-aba dan
dilaksanakan di lapangan, kemudian metode demonstrasi, siswa-siswa
mendemonstrasikan cara menendang bola dengan baik dan benar, selanjutnya
dapat digunakan metode pembagian tugas, siswa-siswa kita tugasi,
bagaimana menjadi keeper, kapten, gelandang, dan apa tugas mereka, dan
bagaimana mereka dapat bekerjasama dan menendang bola.
Dalam
contoh ini, terdapat kemampuan siswa pada tingkat kognitif dan
psikomotorik. Demikian juga diaplikasikan kemampuan Afektif, tentang
bagaimana kemampuan mereka dalam bekerjasama dalam bermain bola dari
metode pemberian tugas yang diberikan guru kepada setiap individu.
Dalam silabus telah dirumuskan indikator hasil belajar atau hasil yang
diperoleh siswa setelah mereka mengikuti proses pembelajaran. Terdapat
empat komponen pokok dalam merumuskan indikator hasil belajar yaitu:
- Penentuan subyek belajar untuk menunjukkan sasaran relajar.
- Kemampuan atau kompetensi yang dapat diukur atau yang dapat ditampilkan melalui peformnce siswa.
- Keadaan dan situasi dimana siswa dapat mendemonstrasikan performance-nya.
- Standar kualitas dan kuantitas hasil belajar.
Berdasarkan indikator dalam penentuan tujuan pembelajaran maka dapat
dirumuskan tujuan pembelajaran mengandung unsur; Audience (peserta
didik), Behavior (perilaku yang harus dimiliki), Condition (kondisi dan
situasi) dan Degree (kualitas dan kuantĂtas hasil belajar).
2. Aktivitas dan Pengetahuan Awal Siswa
Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Karena itu strategi pembelajaran harus dapat
mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan hanya terbatas
pada aktifitas fisik saja akan tetapi juga meliputi aktivitas yang
bersifat psikis atau aktivitas mental.
Pada awal atau sebelum
guru masuk ke kelas memberi materi pengajaran kepada siswa, ada tugas
guru yang tidak boleh dilupakan adalah untuk mengetahui pengetahuan awal
siswa. Sewaktu memberi materi pengajaran kelak guru tidak kecewa dengan
hasil yang dicapai siswa, untuk mendapat pengetahuan awal siswa guru
dapat melakukan pretes tertulis, tanya jawab di awal pelajaran. Dengan
mengetahui pengetahuan awal siswa, guru dapat menyusun strategi memilih
metode pembelajaran yang tepat pada siswa-siswa.
Apa metode yang
akan kita pergunakan? Sangat tergantung juga pada pengetahuan awal
siswa, guru telah mengidentifikasi pengetahuan awal. Pengetahuan awal
dapat berasal dari pokok bahasan yang akan kita ajarkan, jika siswa
tidak memiliki prinsip, konsep, dan fakta atau memiliki pengalaman, maka
kemungkinan besar mereka belum dapat dipergunakan metode yang bersifat
belajar mandiri, hanya metode yang dapat diterapkan ceramah,
demonstrasi, penampilan, latihan dengan teman, sumbang saran, pratikum,
bermain peran dan lain-lain. Sebaliknya jika siswa telah memahami
prinsip, konsep, dan fakta maka guru dapat mempergunakan metode diskusi,
studi mandiri, studi kasus, dan metode insiden, sifat metode ini lebih
banyak analisis, dan memecah masalah.
3. Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan
Mengajar merupakan usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar
bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga meliputi
pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Karena itu strategi
pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian secara
terintegritas. Pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah
menengah, program studi diatur dalam tiga kelompok. Pertama, program
pendidikan umum. Kedua, program pendidikan akademik. Ketiga, Program
Pendidikan Agama, PKn, Penjas dan Kesenian dikelompokkan ke dalam
program pendidikan umum. Program pendidikan akademik bidang studinya
berkaitan dengan keterampilan. Karena itu metode yang digunakan lebih
berorientasi pada masing-masing ranah (kognitif, afektif, dan
psikomotorik) yang terdapat dalam pokok bahasan.
Umpamanya ranah
psikomotorik lebih dominant dalam pokok bahasan tersebut, maka metode
demonstrasi yang dibutuhkan, siswa berkesempatan mendemostrasikan materi
secara bergiliran di dalam kelas atau di lapangan. Dengan demikian
metode yang kita pergunakan tidak terlepas dari bentuk dan muatan materi
dalam pokok bahasan yang disampaikan kepada siswa. Dalam pengelolaan
pembelajaran terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui di
antaranya:
- Interaktif. Proses pembelajaran merupakan proses
interaksi baik antara guru dan siswa, siswa dengan siswa atau antara
siswa dengan lingkungannya. Melalui proses interaksi memungkinkan
kemampuan siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual.
- Inspiratif. Proses pembelajaran merupakan proses yang inspiratif, yang memungkinkan
siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Biarkan siswa berbuat dan
berpikir sesuai dengan inspirasinya sndiri, sebab pengetahuan pada
dasarnya bersifat subjektif yang bisa dimaknai oleh setiap subjek
belajar.
- Menyenangkan. Proses pembelajaran merupakan proses
yang menyenangkan. Proses pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan
dengan menata ruangan yang apik dan menarik dan pengelolaan pembelajaran
yang hidup dan bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan model
pembelajaran, media dan sumber-sumber belajar yang relevan.
- Menantang. Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara
maksimal. Kemampuan itu dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa
ingin tahu siswa melalui kegiatan mencobaoba, berpikir intuitif atau
bereksplorasi.
- Motivasi. Motivasi merupakan aspek yang
sangat penting untuk membelajarkan siswa. Motivasi dapat diartikan
sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak dan melakukan
sesuatu. Seorang guru harus dapat menunjukkan pentingnya pengalaman dan
materi belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar
bukan hanya sekadar untuk memperoleh nilai atau pujian akan tetapi
didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya.
4. Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang
Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran satu jam pelajaran
45 menit, maka metode yang dipergunakan telah dirancang sebelumnya,
termasuk di dalamnya perangkat penunjang pembelajaran, perangkat
pembelajaran itu dapat dipergunakan oleh guru secara berulang-ulang,
seperti transparan, chart, video pembelajaran, film, dan sebagainya.
Metode pembelajaran disesuaikan dengan materi, seperti Bidang Studi
Biologi, metode yang akan diterapkan adalah metode praktikum, bukan
berarti metode lain tidak kita pergunakan, metode ceramah sangat perlu
yang waktunya dialokasi sekian menit untuk memberi petunjuk, aba-aba,
dan arahan.
Kemudian memungkinkan mempergunakan metode diskusi,
karena dari hasil praktikum siswa memerlukan diskusi kelompok untuk
memecah masalah/problem yang mereka hadapi.
5. Jumlah Siswa
Idealnya metode yang kita terapkan di dalam kelas perlu mempertimbangkan
jumlah siswa yang hadir, rasio guru dan siswa agar proses belajar
mengajar efektif, ukuran kelas menentukan keberhasilan terutama
pengelolaan kelas dan penyampaian materi.
Para ahli pendidikan
berpendapat bahwa mutu pengajaran akan tercapai apabila mengurangi
besarnya kelas, sebaliknya pengelola pendidikan mengatakan bahwa kelas
yang kecil-kecil cenderung tingginya biaya pendidikan dan latihan. Kedua
pendapat ini bertentangan, manakala kita dihadapkan pada mutu, maka
kita membutuhkan biaya yang sangat besar, bila pendidikan
mempertimbangkan biaya sering mutu pendidikan terabaikan, apalagi saat
ini kondisi masyarakat Indonesia mengalami krisis ekonomi yang
berkepanjangan. Pada sekolah dasar umumnya mereka menerima siswa
maksimal 40 orang, dan sekolah lanjutan maksimal 30 orang. Kebanyakan
ahli pendidikan berpendapat idealnya satu kelas pada sekolah dasar dan
sekolah lanjutan 24 orang.
Ukuran kelas besar dan jumlah siswa
yang banyak, metode ceramah lebih efektif, akan tetapi yang perlu kita
ingat metode ceramah memiliki banyak kelemahan dibandingkan metode
lainnya, terutama dalam pengukuran keberhasilan siswa. Disamping metode
ceramah guru dapat melaksanakan tanya jawab, dan diskusi. Kelas yang
kecil dapat diterapkan metode tutorial karena pemberian umpan balik
dapat cepat dilakukan, dan perhatian terhadap kebutuhan individual lebih
dapat dipenuhi.
6. Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar
Guru
yang baik adalah guru yang berpengalaman, pribahasa mengatakan
”Pengalaman adalah guru yang baik”, hal ini diakui di lembaga
pendidikan, kriteria guru berpengalaman, dia telah mengajar selama lebih
kurang 10 tahun, maka sekarang bagi calon kepala sekolah boleh
mengajukan permohonan menjadi kepala sekolah bila telah mengajar minimal
5 tahun. Dengan demikian guru harus memahami seluk-beluk persekolahan.
Strata pendidikan bukan menjadi jaminan utama dalam keberhasilan belajar
akan tetapi pengalaman yang menentukan, umpamanya guru peka terhadap
masalah, memecahkan masalah, memilih metode yang tepat, merumuskan
tujuan instruksional, memotivasi siswa, mengelola siswa, mendapat umpan
balik dalam proses belajar mengajar. Jabatan guru adalah jabatan
profesi, membutuhkan pengalaman yang panjang sehingga kelak menjadi
profesional, akan tetapi profesional guru belum terakui seperti
profesional lainnya terutama dalam upah (payment), pengakuan
(recognize). Sementara guru diminta memiliki pengetahuan menambah
pengetahuan (knowledge esspecialy dan skill) pelayanan (service)
tanggung jawab (responsbility)dan persatuan (unity) (Glend Langford,
1978).
Disamping berpengalaman, guru harus berwibawa. Kewibawaan
merupakan syarat mutlak yang bersifat abstrak bagi guru karena guru
harus berhadapan dan mengelola siswa yang berbeda latar belakang
akademik dan sosial, guru merupakan sosok tokoh yang disegani bukan
ditakuti oleh anakanak didiknya. Kewibawaan ada pada orang dewasa, ia
tumbuh berkembang mengikuti kedewasaan, ia perlu dijaga dan dirawat,
kewibawaan mudah luntur oleh perbuatan-perbuatan yang tercela pada diri
sendiri masing-masing. Jabatan guru adalah jabatan profesi terhomat,
tempat orang-orang bertanya, berkonsultasi, meminta pendapat, menjadi
suri tauladan dan sebagainya, ia mengayomi semua lapisan masyarakat.
Secara umum strategi pembelajaran dalam PPKn yang dimaksudkan untuk
memfasilitasi siswa dalam menguasai kompetensi secara utuh (KI-3, KI-4,
KI-2, KI-1) secara utuh melalui pembelajaran yang bersifat otentik.
Pembelajaran PPKn dapat menggunakan strategi dan metode yang sudah
dikenal selama ini, seperti Jigsaw, Strategi Reading Guide (Membaca Buku
Ajar), Information Search (Mencari Informasi), dan sebagainya. Pada
dasarnya tidak ada strategi pembelajaran yang dipandang paling baik,
karena setiap strategi pembelajaran saling memiliki keunggulan
masing-masing.
Strategi pembelajaran yang dinyatakan baik dan
tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu belum tentu baik dan
tepat digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang lain. ltulah
sebabnya, seorang pendidik diharapkan memiliki pengetahuan dan kemampuan
dalam memilih dan menerapkan berbagai strategi pembelajaran, agar dalam
melaksanakan tugasnya dapat memilih alternatif strategi yang dirasakan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.