KAJIAN TEORITIS PERMAINAN TRADISIONAL
Oleh: Jajang Sulaeman, S.Pd.
1. Pengertian Permainan Tradisional
Kehidupan bermain adalah kehidupan anak-anak
dan melalui bermain mereka meniru aktivitas yang dilaksanakan orang dewasa.
Bermain juga dapat dikatakan sebagai awal timbulnya kreativitas, karena bermain
akan memberikan kesempatan pada anak untuk mengeksplorasikan dorongan-dorongan
kreatifnya, kesempatan untuk merasakan objek-objek dan tantangan untuk
menemukan sesuatu dengan cara-cara baru (Mulyadi, 2004).
Melalui bermain anak-anak mengembangkan
fantasi, daya imajinasi dan kreativitasnya, bermain dapat menumbuhkan
kesenangan dan kepuasan, selain itu banyak nilai-nilai penting yang dihasilkan
dari bermain, antara lain sosialisasi, rangsangan kreativitas, sarana belajar,
penyaluran energi emosional, perkembangan moral, fisik dan kepribadian
(Hurlock,1992). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara sikap bermain
dan kreativitas. Melalui bermain, anak akan belajar menghadapi tantangan dan
menemukan minat-minatnya. Anak yang menggunakan waktu untuk bermain kemudian
diminta untuk mengerjakan suatu tugas akan mempunyai hasil yang cenderung lebih
kreatif daripada anak yang mengerjakan tugas satu langsung mengerjakan tugas
yang lain tanpa menggunakan waktu untuk bermain.
Ada berbagai macam permainan yang dapat
meningkatkan kreativitas verbal anak, salah satunya adalah permainan
tradisional. Permainan
tradisional merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan
mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan dibaliknya (Hayuningtyas, 2005).
Permainan tradisional merupakan hasil budaya yang besar nilainya bagi anak-anak
dalam rangka berfantasi, berekreasi, berkreasi, berolah raga yang sekaligus
sebagai sarana berlatih untuk hidup bermasyarakat, keterampilan, kesopanan
serta ketangkasan (Yarahnitra,1992).
Aspek-aspek permainan tradisional
diantaranya: a) aspek jasmani yang terdiri dari kekuatan dan daya tahan tubuh
serta kelenturan; b) aspek psikis, yang meliputi unsur berfikir, unsur
berhitung, kecerdasan, kemampuan membuat siasat, kemampuan mengatasi hambatan,
daya ingat, dan kreativitas; c) aspek sosial meliputi unsur kerjasama, suka
akan keteraturan, hormat menghormati, balas budi dan sifat malu (Guilford dalam
Nursito, 2000).
Permainan tradisional sering pula disebut
dengan istilah olahraga tradisional. Olahraga tradisional merupakan ciri suatu
bangsa, dan hasil suatu peradaban. Bangsa mana yang tidak bangga pada
olahraganya sendiri? Karenanya, menggali, melestarikan dan mengembangkan
olahraga tradisional adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari. Selain telah
menjadi ciri suatu bangsa, olahraga tradisional adalah salah satu bagian terbesar dalam suatu
kerangka yang lebih luas yaitu
kebudayaan.
Olahraga tradisional merupakan istilah yang sudah lazim
digunakan untuk menyebut berbagai jenis permainan khas dari daerah tertentu,
yang telah dimainkan oleh masyarakat setempat secara turun-temurun.
Olahraga tradisional menurut Ditjen PLSPO Depdikbud
(1983) adalah olahraga atau permainan yang sudah sejak lama ada, yang
kadang-kadang masih ada kaitannya dengan upacara-upacara adat atau kegiatan
lain yang ada hubungannya dengan perjuangan hidup. Disebut sebagai olahraga,
karena pada umumnya permainanpermainan tersebut melibatkan dan membutuhkan
aktivitas fisik (gross motor skills).
Digolongkan ke dalam sesuatu yang tradisional
karena bentuk aktivitas tertentu merupakan
“kegiatan” yang sudah biasa dilakukan sejak dahulu, dan biasanya baik
sarana maupun prasarana yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut
berupa benda-benda yang old fashion dan tidak atau belum tersentuh oleh
modernitas. Haviland (1987) menyatakan bahwa sesuatu dapat disebut tradisional
atau bersifat tradisi bila hal tersebut merupakan kebiasaan-kebiasaan lama (old
cultural practices) yang biasanya memiliki ciri-ciri yang bertolak belakang
dengan kebiasaan saat ini.
Menurut Sumardiyanto bahwa olahraga lebih
menitikberatkan pada permainan. Menurut kamus umum tentang definisi olahraga
tradisional adalah aktivitas fisik yang dialkukan secara sadar dan disengaja
serta menggunakan aturan atas dasar kebiasaan yang secara turun-temurun terjadi
di suatu masyarakat. Olahraga tradisional ini dalam pelaksanaan aturan
permainan disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah tersebut. Sedangkan
pengertian permainan termasuk bergerak, artinya permainan selalu diiringi oleh
gerakan. Bukan hanya gerakan jasmani saja, tetapi gerakan jiwa juga.
2. Manfaat Permainan Tradisional
Permainan tradisional sudah hampir terpinggirkan dan
tergantikan dengan permainan modern. Hal ini terjadi terutama di kota-kota
besar. Sebaiknya ada upaya
dari orang-orang tua/dewasa yang pernah mengalami fase bermain permainan
tradisional untuk memperkenalkan dan melestarikan kembali permainan tradisional. Sebab,
permainan-permainan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa, fisik, dan mental anak.
Pengaruh dan manfaat permainan tradisional terhadap
perkembangan jiwa anak
sebagaimana dijelaskan anneahira.com yang dapat penulis simpulkan sebagai
berikut :
a. Anak menjadi lebih kreatif
Permainan tradisional
biasanya dibuat langsung oleh para pemainnya. Mereka menggunakan barang-barang,
benda-benda, atau tumbuhan yang ada di sekitar para pemain. Hal itu mendorong
mereka untuk lebih kreatif menciptakan alat-alat permainan.
Selain itu, permainan
tradisioanal tidak memiliki aturan secara tertulis. Biasanya, aturan yang
berlaku, selain aturan yang sudah umum digunakan, ditambah dengan aturan yang
disesuaikan dengan kesepakatan para pemain. Di sini juga terlihat bahwa para pemain dituntut untuk kreatif
menciptakan aturan-aturan yang sesuai dengan keadaan mereka.
b. Bisa digunakan sebagai terapi terhadap anak
Saat bermain, anak-anak
akan melepaskan emosinya. Mereka berteriak, tertawa, dan bergerak. Kegiatan semacam ini bisa digunakan sebagai terapi untuk
anak-anak yang memerlukannya kondisi tersebut.
c. Mengembangkan kecerdasan majemuk anak
1) Mengembangkan kecerdasan intelektual anak
Permainan tradisional
seperti permainan Gagarudaan, Oray-Orayan, dan Pa Cici-Cici Putri mampu
membantu anak untuk mengembangkan kecerdasan intelektualnya. Sebab, permainan
tersebut akan menggali wawasan anak terhadap beragam pengetahuan.
2) Mengembangkan kecerdasan emosi dan antar personal anak
Hampir semua permainan tradisional dilakukan secara
berkelompok. Dengan berkelompok anak akan:
a) Mengasah emosinya sehingga timbul toleransi dan empati terhadap orang lain,
b) Nyaman dan terbiasa dalam kelompok.
Beberapa permainan tradisional yang dilakukan secara
berkelompok di antaranya:
a) Bebentengan,
b) Adang-Adangan,
c) Anjang-Anjangan
d) Kasti.
3) Mengembangkan kecerdasan logika anak
Beberapa permainan tradisional melatih anak untuk
berhitung dan menentukan langkah-langkah yang harus dilewatinya, misalnya:
a) Engklek
b) Congkak
c) Macan/Dam Daman
d) Lompat tali/Spintrong
e) Encrak/Entrengan
f) Bola bekel
g) Tebak-Tebakan
4) Mengembangkan kecerdasan kinestetik anak
Pada umumnya, permainan tradisional mendorong para
pemainnya untuk bergerak, seperti melompat, berlari, menari, berputar, dan gerakan-gerakan lainnya. Contoh permainannya adalah:
a) Nakaluri
b) Adang-Adangan
c) Lompat tali
d) Baleba
e) Pulu-Pulu
f) Sorodot Gaplok
g) Tos Asya
h) Heulang jeung Hayam
i) Enggrang
5) Mengembangkan kecerdasan natural anak
Banyak alat-alat permainan yang dibuat/digunakan dari
tumbuhan, tanah, genting, batu, atau pasir. Aktivitas tersebut mendekatkan anak terhadap alam sekitarnya sehingga
anak lebih menyatu terhadap alam. Contoh permainannya adalah:
a) Anjang-Anjangan/dadagangan dengan membuat minyak dari daun bunga sepatu,
mie baso terbuat dari tumbuhan parasit berwarna kuning yang bisanya tumbuh di
tumbuhan anak nakal.
b) Mobil-mobilan terbuat dari kulit jeruk bali
c) Engrang terbuat dari bambu
d) Encrak menggunakan batu
e) Bola sodok menggunakan bambu
f) Parise terbuat dari bambu
g) Calung terbuat dari bambu
h) Agra/sepak takraw, bolanya terbuat dari rotan
6) Mengembangkan kecerdasan spasial anak
Bermain peran dapat ditemukan dalam permainan
tradisional Anjang-Anjangan. Permainan itu mendorong anak untuk mengenal konsep ruang dan berganti peran (teatrikal).
7) Mengembangkan kecerdasan musikal anak
Nyanyian atau bunyi-bunyian
sangat akrab pada permainan tradisional. Permainan-permainan yang dilakukan
sambil bernyanyi di antaranya:
a) Ucang-Ucang Angge
b) Enjot-Enjotan
c) Calung
d) Ambil-Ambilan
e) Tari Tempurung
f) Berbalas Pantun
g) Wayang
h) Pur-Pur Sadapur
i) Oray-Orayan
8) Mengembangkan kecerdasan spiritual anak
a) Dalam permainan tradisional mengenal konsep menang dan kalah. Namun menang
dan kalah ini tidak menjadikan para pemainnya bertengkar atau minder. Bahkan
ada kecenderungan, orang yang sudah bisa melakukan permainan mengajarkan tidak
secara langsung kepada teman-temannya yang belum bisa.
b) Permainan tradisional dilakukan lintas usia, sehingga para pemain yang
usianya masih belia ada yang menjaganya, yaitu para pemain yang lebih dewasa.
c) Para pemain yang belum bisa melakukan permainan dapat belajar secara tidak langsung kepada para pemain yang sudah bisa, walaupun usianya
masih di bawahnya.
d) Permainan tradisional dapat dilakukan oleh para pemain dengan multi jenjang
usia dan tidak lekang oleh waktu.
e) Tidak ada yang paling unggul. Karena setiap orang memiliki kelebihan masing-masing untuk setiap permainan yang berbeda. Hal tersebut
meminimalisir pemunculan ego di diri para pemainnya/anak-anak.
3. Jenis-Jenis Permainan Tradisional
Bila
berbicara mengenai olahraga, maka kita menyadari bahwa ada bermacam-macam
cabang olahraga yang bisa kita pilih dan berkomitmen untuk menekuninya. Ada
olahraga modern yang cara dan aturannya akan berbeda dengan olahraga
tradisional yang masih minim baik dari tata cara bermain dan aturan-aturannya.
Ada
olahraga yang dirancang dan dilakukan untuk melatih kondisi fisik atau otot
para pelakunya, ada pula yang dibuat untuk menstimulasi kesegaran rohani
/psikis dan merangsang kerja otak. Maka perlu kita ketahui beberapa macam
olahraga yang ada.
a. Berdasarkan Masa.
1) Olahraga Modern.
Dalam
lingkup ini, olahraga yang dimaksud modern adalah olahraga yang telah resmi,
baik secara aturan permainan dan alat yang digunakan bermain di seluruh negara.
Dan secara internasional, cabang-cabang olahraga modern ini tidak bisa diubah
salah satu atributnya tanpa perubahan dari induk-induk organisasi olahraga dunia
terkait. Beberapa cabang olahraga modern itu
misalnya : anggar, angkat besi, bulutangkis, catur, golf, loncat indah, menembak, sepak bola, tenis, tinju, dan lain-lain.
2) Olahraga Tradisional.
Sejauh ini
hanya di Indonesia yang mengenalkan jenis olahraga tradisional kepada publik
dalam negeri. Yang dimaksud tradisional adalah jenis olahraga yang timbul
berdasar permainan dari masing-masing suku dan etnis yang ada di Indonesia. Dan
cabang-cabang ini tidak semuanya dilombakan baik secara nasional maupun internasional. Adapun cabang-cabang di dalamnya
adalah : sepak takraw, pencak silat, karapan sapi, egrang, dan lain-lain.
b. Berdasarkan Organ Tubuh
1) Olahraga Fisik/Otot
Sesuai
dengan porsi dan latihan yang dilakukan, olahraga fisik atau otot ini lebih
menitikberatkan pada ketahanan fisik dan kekuatan otot pelaku
dimana sebelumnya mereka telah berlatih membentuk ketahanan dan kekuatan tubuh
di masing-masing cabang olahraga ini.
Banyak contoh dari olahraga ini yang banyak digemari, salah satunya binaraga. Dimana pelaku diharuskan berkelanjutan mempekuat otot dengan kombinasi olahraga angkat besi, lari, dan diimbangi dengan makanan bernutrisi.
Banyak contoh dari olahraga ini yang banyak digemari, salah satunya binaraga. Dimana pelaku diharuskan berkelanjutan mempekuat otot dengan kombinasi olahraga angkat besi, lari, dan diimbangi dengan makanan bernutrisi.
Namun
secara umum, olahraga jenis ini tentu saja akan menguras banyak tenaga. Tapi
tidak diperbolehkan penggunaan obat bantu untuk menambah ketahanan. Karena
pengkonsumsian obat tersebut sama saja dengan pemforsiran fungsi kerja tubuh.
2) Olahraga Psikis
Sejak
awal, cabang-cabang olahraga psikis atau olahraga otak ini mengindikasikan
latihan untuk memperbagus fungsi kerja otak. Baik dari segi berpikir strategi
maupun tingkat kesabaran pemain. Cukup sedikit cabang olahraga otak ini.
Beberapa yang terkenal adalah catur yang banyak diminati karena pola
permainannya yang mangandalkan pemilihan strategi menyerang dan bertahan juga
melatih kesabaran pemain. Ada pula memancing yang menstimulasi tingkat
kesabaran juga adrenalin para peminatnya.
Berkaitan dengan permainan atau
olahraga tradional di Indonesia sebenarnya amat banyak jenisnya. Namun demikian
sebagai gambaran Sumardiyanto mengemukakan bahwa berdasarkan data tentang
olahraga tradisional yang berkembang di Indonesia antara lain pencak silat
Gelombang (NAD), Kuda tunggang (Sumut), Keranjang kambie (Sumbar), Gutuk sambut
bol (Sumsel), Cu (Jambi), Rajo-rajo (Bengkulu), Merebut bantal (Riau), Paku
sukha (Lampung), Lubang batok (Babel), Ujungan (Banten), Cingkrang (DKI Jaya),
Bubuyungan (Jabar), Serok mancung (Jateng), Gaprik (DIY), Keket (Jatim),
Macepet-cepetan (Bali), Balemaran (NTB), Manatika (NTT), Perahu darat (Kalbar),
Kerbau-kerbauan (Kaltim), Naik sigal (Kalsel), Teluk mangan (Kalsel), Tanggobeo
(Gorontalo), Sero amburu (Sulut), Hekansalu (Sul.tenggara), Mpoliba puni
(Sulteng), Massempe (Sulsel), Bolak balik tempurung (Maluku), Sidak ekol
(Maluku Utara), Barapen (Papua), dll. Adapun olahraga tradisional yang telah
dibakukan Direktorak Olahraga Masyarakat Ditjen Olahraga Depdiknas adalah
Egrang, Gebuk bantal, Terompah panjang, Lari balok, Tarik tambang, Hadang,
Patok lele, Benteng, Dagongan, Sumpitan dan Gasing. (http://file.upi.edu. [13/03/2011])
Sedangkan data tentang olahraga tradisional
yang berkembang di wilayah Jawa Barat antara lain adalah : Tekosan,
Boy-boyam/Bancakan, Kucing-kucingan, Galah asin/Gobak
sodor/Dadaluan/Lenjang/Hadang, Jangleng, Pukul tongkat, Bubuyungan, Rounders,
Sorodot gaplok/Gampar, Ucing cup, Hakdiuklise, Solnah/Ting-ting bulan, Panahan,
Eleng-eleng, Bon-bonan/Bebentengan/Kucing pris/Galah
totog/Pilisan/Tawanan/Galah ulung/Baren/Rerebonan, Gatrik, Wau/Layang-layang,
Antu-antuan, Engkle, Lompat karet, Panjat pinang, Kambing-kambingan, Egrang,
Toktak, Sompyang, Alung boyong, Sepak raga/Sepak bulatan/Sepak takraw, Ucing
jidar, Gebuk bantal, Rakit/Perahu sampan, Kasti, Bola bakar, dan lain-lain.
Dari sejumlah permainan atau olahraga
tradisional yang ada di Jawa Barat, maka untuk kepentingan penelitian penulis
akan menjelaskan beberapa diantaranya, yaitu :
a.
Permainan Kasti
Dalam wikipedia Bahasa Indonesia (http://id.wikipedia.org) dijelaskan bahwa Kasti
atau Gebokan merupakan sejenis olahraga
bola. Permainan yang
dilakukan 2 kelompok ini menggunakan bola tenis sebagai alat untuk
menembak lawan dan tumpukan batu
untuk disusun. Siapapun yang berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat tanpa
terkena pukulan bola adalah kelompok yang memenangkan permainan. Pada awal
permainan, ditentukan dahulu kelompok mana yang akan menjadi penjaga awal dan
kelompok yang dikejar dengan suit. Kelompok yang menjadi penjaga harus segera
menangkap bola secepatnya setelah tumpukan batu rubuh oleh kelompok yang
dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh lawan, maka kelompok yang anggotanya
tersentuh bola menjadi penjaga tumpukan batu. Kerjasama antaranggota kelompok
sangat dibutuhkan seperti halnya olahraga softball
atau baseball.
Versi lain permainan
kasti yang banyak dimainkan anak anak sekolah dasar: pemain dibagi dua regu,
salah satu mendapat giliran jaga dan satu regu lagi mendapat giliran untuk
memukul. Disediakan beberapa pos yang ditandai dengan tiang dimana pemain
serang (yang mendapat giliran pukul) tak boleh di"gebok" atau
dilempar dengan bola. Pemain serang bergiliran memukul bola yang diumpan oalh
salah seoarng pemain jaga. Pemain jaga berjaga dilapangan untuk mencoba
menangkap pukulan pemain serang. Ketika bola terpukul pemain serang berlari ke
pos berikut atau "pulang" ke "rumah" yang dibatasi dengan
sebuah garis. Kalau pemain yang sedang lari menuju pos atau pulang dapat
di"gebok" dia dinyatakan mati dan kedua regu berganti - regu serang
jadi regu jaga dan sebaliknya. Pemain serang yang berhasil pulang mendapat satu
angka. Regu yang mendapat angka terbanyak ketika pertandingan berakhir
dinyatakan menang. Permainan ini memang menggunakan gerak dasar berlari,
memukul bola dengan sebuah tongkat, menangkap dan melempar. Terdiri dari 2 base
dengan jarak minimal 20 meter.
Lapangan Kasti
a.
Galah asin
Galah
Asin atau di daerah lain disebut Galasin atau Gobak Sodor adalah sejenis
permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup
yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang.
Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis
ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh
anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area
lapangan yang telah ditentukan.
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan
bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan
menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran 12 x 6 m yang dibagi menjadi 8 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya
diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga
lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas
horizontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas
untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk
menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang
sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan
tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang
ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di
tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit
karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika
diperlukan untuk meraih kemenangan. (http://boerachol.blogspot.com/2010/12)
Lapangan Galah Asin
a.
Engklek
Engklek
merupakan permainan tadisional lompat-lompatan pada bidang-bidang datar yang
digambar di atas tanah. Permainan ini berbentuk kotak-kotak yang menyerupai
tanda tambah namun memiliki kotak-kotak. Kita harus
loncat dengan menggunakan satu kaki dari kotak satu ke kotak. Kita sebagai
pemain memegang sebuah pecahan eternit untuk dilemparkan ke masing-masing kotak
dan kemudian kita melakukan lompatan ke dalam kotak-kotak tersebut. Setelah
selesai lompat ke semua kotak kita mengambil pecahan enternit tersebut kemudian
dilemparkan lagi kotak selanjutnya tapi dalam melempar tidak boleh melebih
batas kotak yang telah disediakan jika kita melebihi batas kotak yang telah
disediakan maka kita dinyatkan gugur dan diganti oleh pemain lagi.
Permainan
ini dilakukan oleh dua orang atau lebih. Hal yang perlu disiapkan dalam
permainan ini adalah sebelum kita memulai permainan ini adalah harus mengambar
kotak-kotak dipelataran semen, aspal atau tanah. Mengambar 5 segi empat dempet
vertikal kemudian di sebelah kanan dan kiri diberi lagi sebuah segi empet untuk
lebih jelasnya dibawah ini contoh model gambar kotak-kotak permaian ini.
Cara bermain
engklek dapat dikemukakan sebagai berikut :
1) Semua pemain melakukan hompimpa yang
menang berhak melakukan permaian terlebih dahulu. Pemain pertama melemparkan
gaco (pecahan enternit di kotak nomor satu). Saat melemparkannya tidak boleh
melebihi kotak yang telah disediakan jika melebihi maka dinyatakan gugur.
2) Pemain Pertama melompat dengan satu
kaki (engklek), dari kotak 1 sampai kotak
6 kemudian berhenti sejenak di kotak A kemudian kembali lagi dengan mengabil
gaco yang ada di kotak satu dengan posisi kaki satu masih diangkat.
3) Setelah itu pemain melemparkan gaco
tersebut sampai ke kotak 2 jika keluar dari kotak 2 maka pemain dinyatakan gugur
dan diganti oleh pemain berikutnya.
4) Begitu seterusnya sampai semua kotak
sudah dilempar dengan gaco. Pergiliran dilakukan jika pemain pelempar gaco
melewati sasaran, atau menampak dua kaki dikotak 1,2,3,4,5,6 dan berhenti
sejenak di kotak A kemudian lompat lagi di kotak 3 dan berhenti di kotak 2
untuk mengambil gaco di kotak 1.
5) Jika gaco berada dikotak 2 maka
pemain mengambilnya di kotak 3, jika gaco berada di kotak 4, 5 dan 6 maka
pemain mengambilnya di kotak A.
6) Kemudian jika semua telah dilakukan
oleh semua pemain maka pemain melemparkan gaco dengan membelakangi engkleknya
jika pas pada kotak yang dikehendaki maka kota itu akan menjadi rumahnya maka
boleh berhenti dikotak tersebut seperti pada kotak A tapi hanya berlaku pada
pemain yang menang pada permaian tersebut begitu seterusnya sampi kotak-kotak
mulai dari angka 1 sampai 6 menjadi milik para pemain. Jika senua telah
dimiliki oleh sang pemain maka permainan dinyatakan telah selesai.
7. Pemenang adalah pemain yang paling banyak
memiliki rumah dari kotak-kotak pada engklek yang digambar.
Lapangan Engklek
a.
Egrang
Egrang
atau jangkungan adalah galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa
berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang berjalan adalah egrang yang diperlengkapi
dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk diikatkan ke
kaki, untuk tujuan berjalan selama naik di atas ketinggian normal. Di dataran
banjir maupun pantai atau tanah labil, bangunan sering dibuat di atas
jangkungan untuk melindungi agar tidak rusak oleh air, gelombang, atau tanah
yang bergeser. Jangkungan telah dibuat selama ratusan tahun. (http://www. Kaskus.us/showthread)
Permainan Egrang
a.
Bakiak
Permainan bakiak merupakan sebuah permainan dimana beberapa orang dalam
satu tim (biasanya tiga orang) menggunakan sandal yang diikat pada sepasang
kayu yang sama. Tim tersebut kemudian berlomba dengan tim-tim lain untuk
mencapai garis finis dan menjadi pemenang. Dalam permainan ini kesulitan utama
adalah menyelaraskan gerakan kaki para pemain.
Permainan ini sangat asyik untuk dimainkan
karena sisi kompetisi yang ditawarkan. Selain itu bermain bakiak mempererat
persaudaraan karena harus menyelaraskan gerakan kaki. Hal ini yang menjadi
moral dari permainan ini adalah kemerdekaan hanya bisa dicapai dengan
menyelaraskan hati dan pikiran untuk satu tujuan merdeka. Saat ini banyak orang
harus belajar bermain bakiak bersama di Indonesia yang sudah sangat tidak bersatu.