PEMBAHASAN KISI-KISI
UKG ONLINE 2015 PKN SMP/MTS
Kompetensi Guru Mapel
4.5.
Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.
Indikator Esensial
4.5.1.
Menggunakan media pembelajaran yang relevan dengan karakteristik
peserta didik untuk mata pelajaran PPKn dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran secara utuh.
Media Pembelajaran PPKn
Kriteria pemilihan media antara lain:
- Ketepatannya
dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran dipilih atas dasar
tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
- Dukungan
terhadap isi bahan pengajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya
fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media
agar lebih mudah dipahami siswa.
- Kemudahan
memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh,
setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
- Keterampilan
guru menggunakannya, artinya secanggih apapun sebuah media apabila
tidak tahu cara menggunakanya maka media tersebut tidak memiliki arti
apa-apa.
- Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siwa selama pengajaran berlangsung.
- Memilih
media pembelajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga
makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa.
Ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media,
meskipun caranya berbeda-beda. Namun demikian ada hal yang seragam bahwa
setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan yang akan memberikan
pengaruh kepada afektifitas program pembelajaran.
Sejalan
dengan hal ini, pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media sebagai
bagian integral dalam proses pendidikan yang kajiannya akan sangat
dipengaruhi oleh:
- Kompetensi
dasar dan indikator apa yang akan dicapai dalam suatu kegiatan
pembelajaran ataupun diklat. Dari kajian kompetensi dasar dan indikator
tersebut bisa dianalisis media apa yang cocok guna mencapai tujuan
tersebut.
- Materi pembelajaran (instructional content),
yaitu bahan atau kajian apa yang akan diajarkan pada program
pembelajaran tersebut. Pertim-bangan lainnya, dari bahan atau pokok
bahasan tersebut sampai sejauh mana kedalaman yang harus dicapai, dengan
demikian kita bisa mempertimbangkan media apa yang sesuai untuk
penyampaian bahan tersebut.
- Familiaritas media dan karakteristik siswa/guru, yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang akan digunakan. Hal
lainnya karakteristik siswa, baik secara kuantitatif (jumlah) ataupun
kualitatif (kualitas, ciri, dan kebiasaan lain) dari siswa terhadap
media yang akan digunakan.
- Adanya
sejumlah media yang bisa diperbandingkan karena pemilihan media pada
dasarnya adalah proses pengambilan keputusan dari sejumlah media yang
ada ataupun yang akan dikembangkan.
Bila kita akan merancang media, seyogyanya melalui tiga tahap utama, yaitu:
- Define
(pembatasan), dalam fase ini menyangkut rumusan tujuan, rancangan media
apa yang akan dikembangkan, beberapa persiapan awal dalam perancangan
media yang menyangkut: bahan, materi, dana, serta aspek perancangan
lainnya.
- Develop (pengembangan), dalam fase ini sudah dimulai proses pembuatan media yang akan dikembangkan, sesuai dengan fase pertama.
- Evaluation
(evaluasi), yaitu fase terakhir untuk menilai media yang sudah
dikembangkan/dibuat, setelah melalui tahap uji coba, revisi, kajian
dengan pihak lain.
Selain
pertimbangan di atas, dalam memilih media pembelajaran yang tepat dapat
kita rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari access, cost,
technology, interactivity, organization, dan novelty.
- Access.
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media.
Apakah media yang kita perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat
dimanfaatkan oleh murid? Misalnya, kita ingin menggunakan media
internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah ada saluran untuk
koneksi ke internet? Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya
apakah murid diijinkan untuk menggunakannya? Komputer yang terhubung ke
internet jangan hanya digunakan untuk kepala sekolah, tapi juga guru,
dan yang lebih penting untuk murid. Murid harus memperoleh akses.
- Cost.
Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat menjadi
pilihan kita. Media canggih biasanya mahal. Namun, mahalnya biaya itu
harus kita hitung dengan aspek manfaatnya. Semakin banyak yang
menggunakan, maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun.
- Technology.
Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu, namun perlu
diperhatikan apakah teknologinya tersedia dan mudah menggunakannya?
Misalnya kita ingin menggunakan media audio visual di kelas. Perlu kita
pertimbangkan, apakah ada listrik, voltase listrik cukup dan sesuai?
- Interactivity.
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau
interaktivitas. Setiap kegiatan pembelajaran yang anda kembangkan tentu
saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
- Organization.
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya,
apakah pimpinan sekolah atau yayasan mendukung? Bagaimana
pengorganisasiannya. Apakah di sekolah ini tersedia satu unit yang
disebut pusat sumber belajar?
- Novelty.
Kebaruan dari media yang dipilih juga harus menjadi pertimbangan. Media
yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.
Media Pembelajaran PKn
Pengertian
media pembelajaran PKn adalah media yang terpilih dan cocok untuk
pembelajaran PKn . Mata pelajaran PKn mempunyai misi membina nilai,
moral, dan norma secara utuh bulat dan berkesinambungan. Tujuan PKn
adalah untuk membentuk watak warga negara yang baik, yaitu yang tahu,
mau dan sadar akan hak dan kewajibannya
Untuk
mencapai sasaran dan target tersebut, dalam pelaksanaan pembelajaran
diperlukan penataan alat, bahan, dan sumber belajar agar dapat dilihat
dan mudah digunakan oleh siswa. Sumber belajar dapat berupa media cetak,
model, gambar-gambar, laporan, dan kliping. Media pembelajaran dalam
PKn harus dapat menstimulus lahirnya proses pembelajaran yang aktif dan
kreaktif.
Dalam pedoman pelaksanaan kegiatan belajar mengajar PKn, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan untuk media PKn, yaitu:
- Membawakan sesuatu atau sejumlah isi pesan harapan
- Memuat nilai atau moral kontras
- Diambil dari dunia kehidupan nyata
- Menarik minat dan perhatian siswa
- Terjangkau oleh kemampuan belajar siswa
Media-media yang Biasa digunakan dalam Proses Pembelajaran PKn
Merancang
media pembelajaran PKn sangat tergantung dari jenis media yang
digunakan. Di bawah ini diulas kembali jenis media yang dapat
digunakan/dikembangkan dalam pembelajaran PKn, yaitu:
- Hal-hal yang bersifat visual, seperti bagan, matriks, gambar, data , dan lain-lain
- Hal-hal yang bersifat materiil, seperti model-model, benda contoh
- Gerak, sikap, dan perilaku, seperti simulasi, bermain peran, role playing
- Cerita, kasus yang mengundang dilema moral
Berkaitan
dengan hal di atas, maka pembelajaran PKn dapat menggunakan berbagai
jenis media yaitu media visual, media audio video atau media berbasis
komputer. Namun dari beberapa pilihan media diambil harus mampu memneuhi
syarat dan kerakteristik pembelajaran PKn, misalnya mampu mengajak
siswa berfikir kritis, dan peka.
Hal
lain adalah penerapan suatu media dalam proses belajar mengajar PKn
yang tentu saja harus disesuaikan dengan pokok bahasan yang ingin kita
sampaikan kepada siswa. Sebagai contoh, pokok bahasan Sumpah Pemuda maka
media yang sesuai untuk pokok bahasan tersebut adalah media video.
Media video dapat menghadirkan gambaran tentang Tanah air Indonesia yang
terdiri dari ribuan pulau, juga dapat menayangkan Peta Indonesia.
Dengan demikian para siswa diharapkan dapat memahami pentingnya makna
peristiwa Sumpah Pemuda bagi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Dalam konteks Kurikulum 2013
Media
pembelajaran merupakan perantara atau pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima. Media sebagai alat komunikasi merupakan segala sesuatu
yang membawa informasi (pesan) dari sumber informasi kepada penerima
informasi. Oleh sebab itu media pembelajaran merupakan segala wujud yang
tepat dipakai sebagai sumber belajar yang dapat merangsang pikirian,
perasaan, perhatian, kemauan peserta didik, sehingga dapat mendorong
terjadinya proses pembelajaran ke tingkat lebih efektif dan efisien.
Media
Pembelajaran memegang peranan yang sangat penting dalam membantu
tercapainya proses pembelajaran, bahkan dapat dikatakan sebagai “Dunia
Media”, ada kekhawatiran dapat menggeser fungsi guru dalam proses
pembelajaran.
Pada
dasarnya proses pembelajaran sama dengan proses komunikasi atau proses
informasi yaitu proses menerima, menyimpan dan mengungkap kembali
informasi. Dalam proses pembelajaran pesan tersebut berupa materi
pelajaran, sumber diperankan oleh guru, saluran pesan berupa
pembelajaran dan penerima pesan adalah peserta didik, sedangkan hasilnya
adalah bertambahnya pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Selama proses belajar, peserta didik mengalami 3 (tiga) proses informasi yaitu:
- Proses
menerima yang terjadi pada saat peserta didik menerima pelajaran. Pada
saat inilah diperlukan banyak media pembelajaran yang dapat menyalurkan
pesan-pesan materi pelajaran.
- Proses
menyimpan informasi terjadi pada saat peserta didik harus menghafal,
memahami, mencerna isi materi pelajaran. Penyimpanan informasi dapat
bertahan lama bila pesan yang ditampilkan melalui media pada saat
menerima informasi memiliki kesan mendalam dalam diri peserta didik.
- Proses
mengungkap kembali informasi terjadi pada saat peserta didik mengikut
ulangan atau ujian atau pada saat peserta didik harus menerapkan
pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari.
Sering dijumpai permasalahan atau kesulitan dalam proses komunikasi misalnya:
- Ditinjau
dari pihak peserta didik ada kesulitan bahasa, sulit menghafal, sulit
menerima pelajaran, tidak tertarik pada materi yang dipelajari,
kesulitan mengungkap kembali dan ada gangguan panca indera.
- Ditinjau
dari guru, tidak kesulitan mahir mengemas materi, kesulitan menyajikan
materi, kelelahan karena banyaknya mengajar. Bahkan adanya kesulitan
mengemas proses pembelajaran akibat keberagaman peserta didik seca
psikologis misalnya ada anak anditiv, visual, audio visual maupun
kinestetik dalam satu kelas.
- Ditinjau
dari pesan atau materi yang dibelajarkan, ada materi yang terlalu jauh
dari tempat sisa, jauh dari pengalaman peserta didik, materi terlalu
besar atau terlalu kecil atau terlalu abstrak.
Idealnya,
selama proses pembelajaran, dapat memberikan pengalaman langsung yang
nyata kepada peserta didik. Namun karena keadaan, tidak semua materi
dapat diberikan pengalaman secara nyata. Oleh sebab itu, digunakan
pengalaman tiruan yang didramatisasikan sesuai standar penampilan dan
standar isi/materi pembelajaran, agar kemampuan yang diharapkan dalam
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (keterampilan intelektual,
posisi diri dan partisipasi) dapat dibelajarkan dengan optimal serta
dengan menggunakan media pembelajaran.
1. Media Pembelajaran dan Pengalaman Belajar
Mengalami
langsung apa yang sedang dipelajari akan mengaktifkan lebih banyak
indera daripada hanya mendengarkan orang lain/guru menjelaskan.
Membangun pemahaman dari pengalaman langsung akan lebih mudah dari pada
membangun pemahaman dari uraian lisan guru apalagi bila peserta didik
berada pada tingkat berpikir konkrit.
Pada
dasarnya semua peserta didik memiliki potensi untuk mencapai
kompetensi. Kalau sampai mereka tidak mencapai kompetensi bukan lantaran
mereka tidak memiliki kemampuan untuk itu tetapi lebih banyak akibat
mereka tidak disediakan pengalaman belajar yang relevan dengan keunikan
masing-masing peserta didik secara individual.
Meskipun
setiap peserta didik mempunyai keunikan atau karakteristik
masing-masing namun mereka juga mempunyai kesamaan (Depdiknas; 2003:12)
yaitu:
- Sikap ingin tahun (curiosity)
- Sikap kreatif (creativity)
- Sikap sebagai pelajar aktif (active learner)
- Sikap sebagi pengambil keputusan (decision maker)
Secara
umum, mungkin sebagian peserta didik saja yang dapat memperoleh
pengalaman belajar. Supaya semua peserta didik mengalami peristiwa
belajar maka perlu menyediakan berbagai ragam pengalaman belajar
(Depdiknas, 2003:12-14) yaitu.
- Pengalaman Mental.
Pengalaman mental dapat diperoleh melalui membaca, mendengarkan
(ceramah, berita radio) melakukan pere-nungan, menonton (televisi,
pertunjukan, film).Biasanya peserta didik hanya memperoleh informasi
melalui indera dengar dan lihat.Pengalaman belajar melalui indera dengar
lebih sulit dari pada indera lihat karena melalui indera dengar
diperlukan kamampuan abstraksi dan konsentrasi.
- Pengalaman Fisik.
Pengalaman belajar ini meliputi kegiatan pengamatan percobaan,
penelitian, kunjungan, karyawisata/widyawisata, dan kegiatan praktis
lainnya. Dalam penglaman belajar ini peserta didik dapat memanfaatkan
seluruh inderanya ketika menggali informasi.
- Pengalaman Sosial.
Pengalaman sosial yang dapat dilakukan adalah melakukan wawancara
dengan tokoh, bermain peran, berdiskusi, bekerja sama, bekerja bakti,
melakukan bazar pameran, jual beli, pengumpulan dan untuk bencana alam
atau ikut arisan. Pengalaman belajar ini akan bermanfaat bila
masing-masing peserta didik diberikan peluang untuk berinteraksi
misalnya saling bertanya, menjawab, berkomentar, mempertanyakan jawaban,
mendemonstrasikan.
Belajar
merupakan proses membangun gagasan/pemahaman sendiri, maka kegiatan
pembelajaaran harus mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
peserta didik untuk berbuat, berpikir, berinteraksi, bermotivasi tanpa
hambatan guru. Suasana belajar hendaknya memberikan peluang untuk
melibatkan mental secara aktif melalui beragam kegiatan.Oleh sebab itu
dalam merumuskan pengalaman belajar perlu memprioritaskan situasi nyata.
Kalau sulit sediakan situasi buatan (simulasi, demontrasi, audio
visual, visual dan cara dengan pola audio), ceramah baru dipilih setelah
semuanya tidak bisa dilaksanakan).
Berkaitan
dengan sudut pandang konkrit dan abstrak maka pengalaman belajar dapat
diklarifikasikan menjadi 5 (lima) macam (Depdiknas, 2003:15-18) yaitu:
- Situasi Nyata.
Ada dua situasi nyata dalam penglaman belajar ini yaitu keterlibatan
peserta didik cara langsung (ikut serta, terlibat) dalam suatu kegiatan
misalnya ikut kerja bakti, ikut mencari sumbangan bencana alam, dan
keterlibatan peserta didik hanya sebagai pengamat (tidak terlibat
langsung) misalnya melakukan pengamatan terhadap jalannya sidang di
pengadilan. Beberapa kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan praktis
akan lebih efektif kalau dilaksanakan dengan menghadirkan atau
mendatangi situasi dan peristiwa nyata.
- Situasi Buatan.
Kegiatan pembelajaran tidak selalu mampu memberikan pengalaman nyata
atau situasi nyata. Mungkin akibat dana, waktu, jarak dan sebagainya.
Oleh sebab itu perlu melakukan kegiatan simulasi yakni membuat situasi
buatan, dimana kondisi kelas dirancang untuk simulasi dan peserta didik
sebagai simulator (terlibat langsung) maupun sebagai pengamat (tidak
terlibat langsung).
- Audio Visual.
Audio visual menyajikan contoh situasi nyata atau contoh situasi buatan
dalam sajian tayangan hidup (film). Cara ini lebih mudah menjadi
pengalaman belajar kalau sajian tayangannya mengandung unsur yang
berkaitan dengan pengalaman dan imajinasi peserta didik. Pencapaian
keterampilan bersikap pada Pendidikan Kewwarganegaraan akan sangat
membantu kalau dikemas dalam ceritera tayangan hidup yang menyentuh
emosi dan perasaan.
- Visualisasi Verbal.
Cara visualisasi verbal berkaitan dengan membaca (buku, ensiklopedi,
lembar kegiatan/kerja, chart, grafik, tabel) yang kadang-kadang tidak
hanya berupa teks tetapi juga dilengkapi dengan beragam ilustrasi
(gambar). Dengan cara ini maka peserta didik yang memiliki daya
imajinasi/abstrak lemah akan terbantu dengan keberadaan alustrasi atau
gambar tersebut.
- Audio Verbal.
Cara audio verbal seringkali digunakan dalam bentuk ceramah sehingga
peserta didik senantiasa diam pasif sambil mendengarkan penjelasan.
Kelemahan cara ini adalah ada sebagian peserta didik tidak mudah
menyamakan informasi yang diceramahkan dengan pengetahuan awal peserta
didik. Oleh sebab itu untuk mengatasinya, perlu mengurangi kegiatan
ceramah ini dan materi yang diceramahkanpun perlu yang kontekstual
sesuai pengalaman sebagian besar peserta didik.
2. Fungsi Media
Dalam
Proses Pembelajaran terdapat unsur yang amat penting yaitu metode
mengajar dan media pengajaran. Keduanya saling terkait. Memilih salah
satu metode akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai
walaupun masih ada berbagai aspek lain, misalnya tujuan pengajaran yang
diharapkan dikuasai oleh para peserta didik setelah pengajaran
berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik peserta
didik, meskipun demikian dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama
media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang diciptakan oleh
guru.
Fungsi media pembelajaran lainnya adalah :
- Membangkitkan
keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap peserta
didik. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan
sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan
dan isi pembelajaran pada saat itu ( Hamalik ,1986).
- Mempengaruhi
indera dan lebih dapat menjamin pemahaman, karena orang yang
mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya, daya ingat apa
yang dipahaminya setiap orang berbeda pula, jadi terdapat perbandingan
bagi mereka yang melihat atau mendengarnya (Yunus,1942:78).
- Membawa
dan membangkitkan rasa senang dan gembira bagi peserta didik-peserta
didik dan memperbarui semangat mereka (Ibrahim,196:432).
- Kemp & Dayton (1985:28) membagi 3 fungsi media : 1) Memotivasi minat atau tindakan; 2) Menyajikan informasi; 3) Memberi instruksi.
3. Jenis Media
Menurut Karakteristiknya sebagai berikut:
a. Media asli dan media tiruan
1) Media Asli untuk mata pelajaran PPKn antara lain:
a) Bendera Pusaka
b) SK asli Kepala Sekolah
c) Film dokumenter asli
d) Situs Lubang Buaya
e) Gedung-gedung bersejarah
f) dsb.
2) Media Tiruan
a) Diorama-diorama di museum
b) Fotocopy Piagam Jakarta
c) Fotocopy Supersemar
b. Media Grafis
Media
Grafis adalah bahan pelajaran yang mengajarkan ringkasan informasi dan
pesan dalam bentuk lukisan, sketsa, kata-kata simbol, gambar tiruan yang
mendekati bentuk aslinya, diagram, dan tanda-tanda lainnya contoh:
1)
Media bagan (chart) penjanjian diagramatik suatu lambang visual
meliputi: bagan sistem pemerintahan, chart materi pelajaran, peta konsep
pembelajaran, susunan lembaga negara dan lain-lain.
2)
Media grafik (grafik diagram) yaitu media yang dapat membuat penyajian
perlakuan data bilangan secara dragramatis. Contoh grafik hasil pemenang
pemilu, grafik jumlah pemilih dalam pemilu, dsb.
3)
Media poster media yang digunakan untuk menyajikan informasi saran atau
ide. Contoh poster gambar calon anggota legislatif dan calon presiden
dan wakil presiden serta calon kepala daerah.
4)
Media karikatur; yaitu bentuk informasi yang lucu dan mengandung
sindiran. Contoh karikatur tentang cara menyebrang jalan, anti korupsi,
tawuran pelajar, anti narkoba, tentang HAM dll.
5)
Media gambar yaitu media yang merupakan reproduksi bentuk asli dua
dimensi. Contoh gambar-gambar pahlawan, gambar tokoh negarawan, dsb.
6)
Media komik yaitu media yang mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah
dipahami dan lebih bersifat personal karenanya berfungsi informatik dan
edukatif. Contoh komik perumusan pancasila, komik proses pemilu, dsb.
7)
Media gambar bersambung/gambar seri yaitu media grafik yang
dipergunakan untuk menerangkan suatu rangkaian perkembangan. Contoh
gambar proses pelaksanaan pemilu, dsb.
c. Media Bentuk Papan
Media
yang menggunakan bentuk berupa papan sebagai sarana komunikasi
dibedakan atas papan tulis, papan tempel, papan pameran/visual, papan
magnet dan lain-lain.
d. Media yang Disaratkan
Media yang diproyeksikan, dibedakan atas media sarat yang diam, media sarat yang bergerak dan media sarat mikro.
e. Media Dengar
Mempunyai ciri yang dapat didengar, baik untuk individu maupun kelompok, meliputi radio, piringan hitam.
f. Media Cetak (printed maferials)
Merupakan hasil cetak dari bahan instruksional, dapat berbentuk buku, komik.
Menurut Sadiman dkk (1989) jenis media terdiri dari:
1) media foto (gambar)
2) seni grafis
3) bahan belajar tiga dimensi
4) film bingkai (slide program)
5) film strip
6) transparansi
7) kaset program
8) radio
9) televisi
10) video
4. Prinsip-Prinsip Pemilihan Media
Pemilihan
media pembelajaran harus didasarkan atas kriteria tertentu yang secara
umum terdiri dari dua macam, yaitu kriteria umum dan kriteria khusus.
Kriteria umum:
- Bersifat
ekonomis, dalam arti bila dinilai dengan uang maka tergolong relatif
murah. Ekonomis tidak berarti harganya selalu rendah. Bisa saja dana
untuk pengadaan media itu cukup tinggi, tetapi bila dibandingkan dengan
nilai kemanfaatannya dan hasilnya maka media itu masih tergolong murah
misalnya OHP, Slide proyektor dan lain-lain.
- Bersifat praktis dan sederhana tidak memerlukan pelayanan khusus atau keterampilan khusus dalam mengoperasionalkannya.
- Mudah diperoleh dalam arti media itu terdapat di daerah sekitar.
- Bersifat
fleksibel, artinya bisa dimanfaatkan untuk pelbagai tujuan
instruksional dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya kemajuan
teknologi, nilai budaya, keinginan pelbagai pemakai media itu sendiri,
contoh kaset video, isi pesan yang dikandungnya bisa digunakan untuk
pencapaian beberapa tujuan instruktusional sesuai dengan budaya setempat
atau pemakai jasa media.
- Komponen-komponen sesuai dengan tujuan, artinya misi, keadaan fisik dan pesan yang dibawa oleh media harus sesuai dengan tujuan.
Kriteria khusus:
- Ketepatannya
dengan tujuan pembelajaran artinya media pembelajaran dipilih atas
dasar tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
- Cara
pencapaian tujuan tersebut. Pencapaian tujuan tersebut melalui belajar
sendiri, kelompok atau adanya interaksi antara guru dan peserta didik.
- Dukungan
terhadap isi bahan pelajaran. Bahan pelajaran yang sifatnya fakta,
konsep, prinsip dan generalisasi sangat membutuhkan bantuan media agar
landas mudah untuk dipahami peserta didik.
- Kemudahan memperoleh media. Media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru.
- Tingkat
kesukarannya. Memilih media harus sesuai dengan taraf berpikir peserta
didik, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh
peserta didik.
- Biaya.
Biaya merupakan aspek yang perlu dipertimbangkan apakah biaya yang
dibutuhkan seimbang dengan manfaat serta hasil yang diharapkan dari
penggunaan media itu? Perhitungan biaya ini bukan hanya difokuskan pada
masalah pengadaan dan penggandaannya saja melainkan juga harus
dipertimbangkan pembiayaan pengelolaan, perawatan dan pemeliharaannya.
- Mutu
teknis. Kualitas media harus dipertimbangkan dan harus memenuhi
persyaratan hingga pesan yang disampaikan lebih mudah dicerna.
- Keterampilan
guru dalam menggunakannya. Adapun jenis media yang diperlukan atau yang
dipergunakan tiada berarti bila guru tidak mampu untuk menggunakannya.
Syarat utama yang diperlukan adalah kemampuan guru dalam menggunakan
media tersebut. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan terletak pada
medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya
interaksi dalam proses belajar mengajar.
5. Faktor-faktor dalam memilih media pembelajaran
- Obyektivitas.
Untuk menghindari pengaruh unsur subyektivitas sebaiknya dalam memilih
media pengajaran guru memutus pandangan/pendapat/saran teman sejawat
atau melibatkan peserta didik.
- Program Pengajaran. Program pengajaran yang disajikan kepada peserta didik sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
- Sasaran Program. Sasaran program adalah peserta didik yang akan menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran.
- Situasi
dan kondisi. Meliputi: (a) Sekolah dan ruangan yang akan digunakan
(ukurannya, perlengkapannya, ventilasi), dan (b) peserta didik yang
mengikuti pelajaran (jumlahnya, motivasi dan minatnya).
- Kualitas
Teknik.Dari segi teknik media pengajaran yang akan digunakan perlu
diperhatikan apakah sudah memenuhi syarat, sehingga tidak mengganggu
jalannya proses belajar mengajar.
- Keefektifan
dan efisiensi penggunaan. Keefektifan berkenaan dengan hasil yang
dicapai, sedangkan efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil
tersebut. Keefektifan penggunaan media meliputi apakah dengan
menggunakan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap oleh
peserta didik secara optimal, sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan
menggunakan media tersebut waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan
untuk mencapai tujuan tersebut seminimal mungkin.
6. Contoh Media Belajar PPKn
- Bahan Cetak : hand out, buku teks, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,wallchart
- Audio
Visual : vidio/film tentang G 30 S PKI, Proklamasi Kemerdekaan, Sidang
PPKI dalam perumusan Pancasila sebagai dasar negara, vidio sidang-sidang
kenegaraan, dsb.
- Audio : CD/plasdist tentang Pidato Kenegaraan Presiden, Lagu-lagu Wajib, Lagu-lagu perjuangan
- Visual
: foto/gambar: presiden/wakil presiden, burung garuda, bagan UUD 1945,
upacara bendera, contoh gambar dalam mentaati norma-norma, peta
Indonesia, dsb.
- Multi Media : CD pembelajaran, internet, dsb.
Download