Sep 30, 2015

Rincian Kegiatan TAS

RINCIAN KEGIATAN
TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH (TAS)


Rincian Tugas Tata Usaha Sekolah untuk bahan SKP Kaur TU dan Stafnya antara lain :
A. Pengelolaan Adm Kepegawaian :
  1. Mengisi buku induk pegawai
  2. Menyusun DUK
  3. Menerbitkan surat tugas/keputusan
  4. Menyusun data dan statistik kepegawaian
  5. Menyusun arsip dan file pegawai
  6. Mengelola daftar hadir pegawai.

B. Pengelolaan Adm Keuangan :
  1. Menyimpan dok, rek giro/bank.
  2. Menerima dan melakukan pembayaran
  3. Menyimpan arsip, dok dan SPJ keuangan.
  4. Membuat laporan penggunaan keuangan.
  5. Membuat laporan posisi anggaran (daya serap)
  6. Mencatat keuangan berdasarkan sumbernya pada Buku Kas Umum dan Buku Kas Pembantu.

C. Pengelola Adm Sarpras
  1. Menyusun daftar kebutuhan sarpras
  2. Mencatat dan menginventarisir sarpras
  3. Menyimpan dok kepemilikan sarpras.
  4. Membuat daftar inventarisasi per ruang.
  5. Melakukan program pemeliharaan sarpras.

D. Pengelolaan Adm Sarpras Kehumasan
  1. Membantu proses kegiatan komite sekolah
  2. Menjalin kerjasama dg pemerintah dan LSM serta keterlibatan Pemangku Kepentingan (stakeholders)
  3. Mencatat dan mendokumenkan proses kegiatan kehumasan.
  4. Menyusun dan melaksanakan program promosi sekolah.
  5. Mengkoordinasikan penelusuran tamatan.

E. Pengelolaan Adm Persuratan dan Kearsipan
  1. Mengelola surat masuk dan keluar
  2. Menggandakan surat/tikrey
  3. Mengelola Buku Ekspedisi Persuratan
  4. Menata kearsipan dan dokumen.

F. Pengelolaan Adm Kesiswaan
  1. Membuat daftar NIS
  2. Menyusun daftar keadaan siswa
  3. Membuat usulan peserta ujian.
  4. Menginventarisir daftar lulusan.
  5. Menyimpan DKN (legger)
  6. Meninventarisir pendaftaran siswa baru
  7. Mengisi papan data keadaan siswa.


Rincian Kegiatan Tugas Guru

RINCIAN KEGIATAN TUGAS GURU
UNTUK BAHAN PENYUSUNAN SKP



Menurut Kepmenpan Nomor 84 Tahun 1993 
Rincian Kegiatan Guru menurut Bab VI Pasal 7 Keputusan Menpan Nomor 84 Tahun 1993 :
a. Rincian tugas guru sampai dengan Guru Muda Tk.I (II/a-II/d) :
  1. melaksanakan dengan bimbingan dalam menyusun program pengajaran atau praktek atau bimbingan dan konseling.
  2. melaksanakan dengan bimbingan dalam menyajikan program pengajaran atau praktek atau melaksanakan bimbingan dan konseling.
  3. melaksanakan dg bimbingan dalam evaluasi belajar atau praktek atau pelaksanaan bimb. dan konseling.
  4. melaksanakan dengan bimbingan dalam melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar atau praktek atau pelaksanaan bimbingan dan konseling.
  5. melaksanakan dengan bimbingan dalam menyusun dan pelaksanakan program perbaikan dan pengayaan atau tindak lanjut bimbingan dan konseling.
  6. melaksanakan dengan bimbingan dalam penyusunan dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya (khusus guru kelas).
  7. melaksanakan dengan bimbingan dalam membimbing siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler.

b. Rincian tugas Guru Madya dan Guru Madya Tk.I (III/a, III/b) :
  1. melaksanakan penyusunan program pengajaran atau praktek atau pelaksanaan bimb. dan konseling,
  2. melaksanakan penyajian program pengajaran atau praktek atau pelaksanaan bimb. dan konseling,
  3. melaksanakan evaluasi belajar atau praktek atau pelaksanaan bimbingan dan konseling,
  4. melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar atau praktek atau pelaksanaan bimbingan dan konseling,
  5. menyusun dan melaksanakan program dan perbaikan dan pengayaan atau tindak lanjut bimbingan dan koseling,
  6. menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya (khusus guru kelas).
  7. membimbing siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler.

c. Rincian tugas Guru Dewasa dan Guru Dewasa Tk.I (III/c-III/d):
  1. melaksanakan penyusunan program pengajaran atau praktek atau bimbingan dan konseling,
  2. melaksanakan penyajian program pengajaran atau praktek atau pelaksanaan bimbingan dan konseling,
  3. melaksanakan evaluasi belajar atau praktek atau pelaksanaan bimbingan dan konseling,
  4. melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar atau praktek atau pelaksanaan bimbingan dan konseling,
  5. menyusun dan melaksanakan prog perbaikan dan pengayaan atau tindak lanjut bimb dan konseling,
  6. menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya (khusus guru kelas),
  7. membimbing siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler.
  8. melaksanakan dengan bimbingan dalam membimbing guru dalam kegiatan proses belajar mengajar atau prektek atau bimbingan dan konseling.
  9. melaksanakan dengan bimbingan dalam kegiaan Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA) atau Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS).

d. Rincian tugas Guru Pembina sampai dengan Guru Utama (IV/a-IV/e):
  1. melaksanakan penyusunan program pengajaran atau praktek atau bimbingan dan konseling,
  2. melaksanakan penyajian program pengajaran atau praktek atau pelaksanaan bimbingan dan koseling,
  3. melaksanakan evaluasi belajar atau praktek atau pelaksanaan bimbingan dan koseling,
  4. melaksanakn analisis hasil evaluasi belajar atau praktek atau pelaksanaan bimbingan dan konseling,
  5. menyusun dan melaksanakana prog. perbaikan dan pengayaan atau tindak lanjut bimb. dan konseling,
  6. menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan kosling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya (khusus guru kelas),
  7. membimbing siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler,
  8. membimbing guru dalam kegiatan proses belajar mengajar atau praktek atau bimb. dan konseling,
  9. melaksanakan dengan bimbingan dalam kegiatan Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA) atau Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS),
  10. membuat karya tulis/karya ilmiyah di bidang pendidikan,
  11. menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan,
  12. membuat alat pelajaran/alat praga atau alat bimbingan,
  13. menciptakan karya seni,
  14. mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.

Menurut Permen PAN-RB Nomor 16 Tahun 2009 

A. Rincian Tugas Guru Kelas
  1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;
  2. Menyusun silabus pembelajaran;
  3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;
  4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
  5. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;
  6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran di kelasnya;
  7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
  8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan
  9. memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;
  10. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya;
  11. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah dan nasional;
  12. Membimbing guru pemula dalam program induksi;
  13. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;
  14. Melaksanakan pengembangan diri;
  15. Melaksanakan publikasi ilmiah; dan
  16. Membuat karya inovatif.

B. Rincian Tugas Guru Mata Pelajaran
  1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;
  2. Menyusun silabus pembelajaran;
  3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;
  4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
  5. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;
  6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran yang diampunya;
  7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
  8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;
  9. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah dan nasional;
  10. Membimbing guru pemula dalam program induksi;
  11. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;
  12. Melaksanakan pengembangan diri;
  13. Melaksanakan publikasi ilmiah; dan
  14. Membuat karya inovatif.

C. Rincian Tugas Guru BK
  1. Menyusun kurikulum bimbingan dan konseling;
  2. Menyusun silabus bimbingan dan konseling;
  3. Menyusun satuan layanan bimbingan dan konseling;
  4. Melaksanakan bimbingan dan konseling per semester;
  5. Menyusun alat ukur/lembar kerja program bimbingan dan konseling;
  6. Mengevaluasi proses dan hasil bimbingan dan konseling;
  7. Menganalisis hasil bimbingan dan konseling;
  8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan tindak lanjut bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan hasil evaluasi;
  9. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah dan nasional;
  10. Membimbing guru pemula dalam program induksi;
  11. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;
  12. Melaksanakan pengembangan diri;
  13. Melaksanakan publikasi ilmiah; dan
  14. Membuat karya inovatif.

D. Tugas Tambahan 
  1. Kepala sekolah/madrasah;
  2. Wakil kepala sekolah/madrasah;
  3. Ketua program keahlian atau yang sejenisnya;
  4. Kepala perpustakaan sekolah/madrasah;
  5. Kepala laboratorium, bengkel, unit produksi, atau yang sejenisnya pada sekolah/madrasah; dan
  6. Pembimbing khusus pada satuan pendidikan yg menyelenggarakan pendidikan inklusi.
Rincian Kegiatan Kegiatan Guru, Download

Laporan PTK Lengkap

LAPORAN PTK LENGKAP



Laporan PTK TK/PAUD
  1. Implementasi Metode Bermain, Cerita, dan Menyanyi (BCM) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa TK/RA. Download
  2. Meningkatkan Pemahaman Anak Didik RA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Belajar Sambil Bermain. Download
  3. Peningkatan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini melalui Cerita Bergambar pada Anak TK. Download
  4. Model Bermain Sambil Belajar Sains untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Siswa TK. Download
  5. Meningkatkan Kemampuan Membilang melalui Bermain dengan Papan Flanel pada Anak TK. Download 
  6.  

Laporan PTK SD/MI
Laporan PTK Kelas 1
  1. Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring Melalui Media Pias-Pias Kata pada Siswa Kelas I SD. Download
  2. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi pada Mata Pelajaran IPA di kelas I SD. Download
  3.  

Laporan PTK Kelas 2
  1. Penggunaan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Prestasi Menulis (BI) dan Perubahan Wujud Benda (IPA) pada Siswa Kelas II SD. Download
  2. Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Dengan Benda-benda Manipulatif melalui Pendekatan Realistik di Kelas II SD. Download
  3.  

Laporan PTK Kelas 3
  1. Meningkatkan Minat dan Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan melalui Media Gambar pada Siswa Kelas III SD. Download
  2. Implementasi Pendekatan Realistik Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadap Luas Bangun Datar Persegi dan Persegi Panjang di Kelas III SD. Download

Laporan PTK Kelas 4
  1. Peningkatan Pembelajaran PAI Melalui Metode Pemberian Tugas Belajar dan Resitasi pada Siswa Kelas IV SD. Download
  2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Dengan Metode Diskusi pada Materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan. Download
  3. Upaya Peningkatan Minat Belajar Materi Bangun Datar Matematika Melalui Media Alat Peraga pada Siswa Kelas IV di SD. Download
  4. Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD. Download  
  5. Penggunaan Mistar Bilangan dengan Metode Peragaan untuk Menanamkan Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SD. Download
  6. Meningkatkan Kemampuan Memahami Perkalian Cara Susun Dengan Metode Demontrasi pada Siswa Kelas IV SD. Download
  7. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) dalam Mata Pelajaran Matematika tentang Membandingkan dan Mengurutkan Pecahan pada Siswa Kelas IV SD. Download 
  8. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Media Specimen Dalam Mata Pelajaran IPA Tentang Struktur Bagian Tumbuhan dan Fungsinya Melalui Model Pembelajaran STAD di Kelad IV SD. Download
  9. Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran STAD pada Siswa Kelas IV SD. Download
  10. Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Meningkatkan Minat Belajar Tentang Mendiskripsikan Perkembangan Teknologi Transportasi Dengan Media Gambar di Kelas IV SD. Download


Laporan PTK Kelas 5
  1. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Aqidah Melalui Metode Lempar Kartu Pertanyaan pada Siswa Kelas V SD. Download
  2. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Pengambilan Keputusan Bersama melalui Metode Bermain Peran dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning Kelas V SD. Download
  3. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Menjaga Keutuhan NKRI melalui Metode Bermain Peran dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning Kelas V SD. Download
  4. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siswa Kelas V SD. Download
  5. Meningkatkan Minat Belajar Siswa Tentang Perambatan Bunyi Melalui Zat Padat Dengan Media Telepon Mainan pada Siswa Kelas V di SD. Download 
  6. Penggunaan Metode Demonstrasi dan Media Benda Nyata untuk Meningkatankan Aktivitas dan Prestasi Belajar IPA di Kelas V SD. Download
  7. Penggunaan Metode Demonstrasi dan Media Benda Nyata di Sekitar Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di Kelas V SD. Download


Laporan PTK Kelas Kelas 6
  1. Penerapan Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Untuk Meningkatkan Motivasi Balajar Siswa Kelas VI MI. Download
  2. Implementasi Konsep Pembelajaran Model RANI Terhadap Penguasaan Materi Matematika di Kelas VI SD. Download
  3. Peningkatan Proses Pembelajaran Tentang Luas Bangun Melalui Model Pembelajaran Kooperatif STAD dan Kuis pada Siswa Kelas VI SD. Download
  4. Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Penggunaan Karton Berwarna Untuk Menanamkan Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Positif dan Negatif pada Siswa Kelas VI SD. Download
  5. Meningkatkan Kemampuan Siswa Terhadap Penguasaan Konsep Energi Panas pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Pengalaman di Kelas VI SD. Download
  6. Peningkatkan Pemahaman Siswa dalam Membaca, Mengumpulkan, dan Menyajikan Data Dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri pada Siswa Kelas VI SD. Download 
  7. Upaya Meningkatkan Efektivitas Belajar Lempar Cakram Dengan Menggunakan Media Modifikasi Piring Plastik pada Siswa Kelas VI SD. Download 

Laporan PTK SMP/MTs

Laporan PTK Kelas Kelas 7
  1. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKn Melalui Model Bermain Peran di Kelas VII SMP. Download
  2. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kontekstual (CTL) Terhadap Kemampuan Siswa Kelas VII SMP dalam Membaca Puisi Sesuai dengan Lafall dan Intonasi yang tepat. Download
  3.  
  4. Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament Dapat Meningkatkan Prestasi Dan Motivasi Belajar Siswa Dalam Materi Fungsi Zat Makanan di Kelas VII SMP. Download
  5.  
  6. Penerapan Metode Cooperative Learning Model Jigsaw Sebagai Alternatif Meningkatkan Prestasi Belajar IPS pada Siswa Kelas VII SMP. Download
  7. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Media Audio-Visual Pada Pelajaran IPS Di Kelas VII SMP. Download
  8. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Kompetensi Mata Pelajaran IPS (Ekonomi) pada Siswa Kelas VII SMP. Download
  9.  
  10. Meningkatkan Prestasi Menggambar Perspektif Melalui Pemaham Logika, Spiritual dan Religius pada Siswa Kelas VII SMP. Download
  11. Efektifitas Keterampilan Meniru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Seni Rupa pada Siswa Kelas VII SMP. Download

Laporan PTK Kelas Kelas 8
  1. PAI
  2. PKn
  3. Bina
  4. Bing
  5. Penerapan Model Pembelajaran melalui Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)) dalam Peningkatan Pemahaman Siswa pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Persamaan Linear Dua Variabel pada Siswa Kelas VIII. Download
  6. Peningkatan Pemahaman Konsep Luas Permukaan Serta Volume Kubus dan Balok Melalui Model Pembelajaran Aktif Tipe Snow Ball pada Siswa Kelas VIII SMP. Download
  7. Meminimalkan Kesulitan Belajar Materi Persamaan Garis Lurus Dengan Pendekatan Konstruktivis pada Siswa Kelas VIII SMP. Download
  8.  
  9. Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Menggunakan Pendekatan Interaktif pada Konsep Sistem Pernafasan pada Manusia di Kelas VIII. Download
  10. Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Melalu Metode Numbered Head Together (NHT) Pada Siswa Kelas VIII. Download
  11. Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Belajar IPA Pada Siswa Kelas 8 SMP. Download
  12. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Fisika pada Pokok Bahasan Cahaya Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) pada Siswa Kelas VIII SMP. Download

  13. Peningkatan Prestasi Belajar IPS Sejarah Melalui Model Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Siswa Kelas VIII SMP. Download
  14. Peningkatan Kreativitas Siswa Melalui Permainan Cipta Lagu Dalam Pembelajaran Seni Budaya di SMP. Download
  15. Penjaskes
  16. TIK

Laporan PTK Kelas Kelas 9
  1. Proses Belajar Mengajar Berbicara dengan Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas IX SMP. Download
  2. Model Pembelajaran "Wordgame" Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bagi Siswa Kelas IX SMP. Download
  3.  
  4. Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together pada Siswa Kelas IX SMP. Download
  5. Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Teks Berbentuk Procedure Melalui Model Pembelajaran Make a Match di Kelas IX SMP. Download
  6. Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Narative melalui Model Pembelajaran “Picture andPicture” pada siswa kelas IX SMP. Download
  7.  
  8. Pembelajaran Dengan Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bangun Ruang pada Siswa Kelas IX SMP. Download
  9.  
  10. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Standar Kompetensi Perkembangan Negara di Dunia Mata Pelajaran IPS pada Siswa Kelas IX SMP. Download
  11. Meningkatkan restasi Belajar Sejarah Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Team Assisted Individualization(TAI) Pada Siswa Kelas IX SMP. Download


Laporan PTK SMA/SMK
Laporan PTK Kelas Kelas 10
  1. Penggunaan Media Visual untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Irisan Bidang dengan Bangun Ruang pada Siswa Kelas X SMA. Download
  2. Efektivitas Model Pembelajaran Think-Pair-Share Dalam Mata Pelajaran Sejarah pada Siswa Kelas X SMA. Download

Laporan PTK Kelas Kelas 11
  1. Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Jerman Dengan Menggunakan Role Play pada Siswa Kelas XI Bahasa di SMA. Download


Laporan PTK Kelas Kelas 12


Sep 28, 2015

Perangkat Pembelajaran Matematika SMP/MTs KTSP

PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA 
SMP/MTS KTSP


Perangkat Pembelajaran Matematika SMP/MTs KTSP
1. SK-KD Matematika SMP/MTs KTSP. Download
2. Pemetaan SK-KD Matematika SMP/MTs KTSP. Download
3. Silabus Matematika SMP/MTs KTSP. Download
4. Prota Matematika SMP/MTs KTSP. Download
5. Promes Matematika SMP/MTs KTSP. Download
6. KKM Matematika SMP/MTs KTSP. Download
7. RPP Matematika SMP/MTs KTSP. Download

Perangkat Pembelajaran Matematika SMP/MTs KTSP
1. SK-KD Matematika SMP/MTs KTSP. Download
2. Panduan Silabus Matematika SMP/MTs KTSP. Download
3. Silabus Matematika SMP/MTs KTSP. Download
4. Prota Matematika SMP/MTs KTSP. Download
5.1. Promes Matematika Kelas VII Semester 1. Download
5.2. Promes Matematika Kelas VII Semester 2. Download
5.3. Promes Matematika Kelas VIII Semester 1. Download
5.4. Promes Matematika Kelas VIII Semester 2. Download
5.5. Promes Matematika Kelas IX Semester 1. Download
5.6. Promes Matematika Kelas IX Semester 2. Download
6. KKM Matematika SMP/MTs KTSP. Download
7. Panduan RPP Matematika SMP/MTs KTSP. Download
8.1. RPP Matematika Kelas VII. Download
8.2. RPP Matematika Kelas VIII. Download
8.3. RPP Matematika Kelas IX. Download

Perangkat Pembelajaran Matematika SMP/MTs KTSP
1. SK-KD Matematika SMP/MTs KTSP. Download
2. Pemetaan SK-KD Matematika SMP/MTs KTSP. Download
3. Silabus Matematika SMP/MTs KTSP. Download
4. Prota Matematika SMP/MTs KTSP. Download
5. Promes Matematika SMP/MTs KTSP. Download
6. KKM Matematika SMP/MTs KTSP. Download
7. RPP Matematika SMP/MTs KTSP. Download

Perangkat Pembelajaran Matematika IX KTSP
1. Silabus Matematika IX. Download
2. RPE Matematika IX. Download
3. Prota Matematika IX. Download
4. Promes Matematika IX. Download 
5. RPP Matematika Kelas IX Semester 1. Download
6. RPP Matematika Kelas IX Semester 2. Download

Perangkat Pembelajaran Matematika VIII Semester 2
1. Analisis Standar Isi Matematika Kelas VIII Semester 2. Download
2. Silabus Matematika Kelas VIII Semester 2. Download
3. Pemetaan SK KD Indikator Matematika Kelas VIII Semester 2. Download
4. Analisis TM, TT, TMTT Matematika Kelas VIII Semester 2. Download
5. RPE Matematika IX. Download
6. Prota Matematika IX. Download
7. Analisis KKM Matematika Kelas VIII Semester 2. Download
8. RPP Matematika Kelas VIII Semester 2. Download



Aplikasi-Form-ePUPNS-JS27092015V1

APLIKASI FORMULIR PUPNS 2015


Terima Kasih kepada Pa Kahar Muzakkir, Kang Irfan Nur Arifani dan Sahabat SGB 
atas segala bantuan selama ini, Jazaakumullahu Khoiron Katsiero !

Sep 24, 2015

Formulir Isian PUPNS 2015

FORMULIR ISIAN PUPNS 2015



Sahabat PNS/CPNS agar kita memperoleh gambaran tentang isian data di e-PUPNS 2015 sehingga kita bisa mengisinya dengan tepat, berikut saya sajikan beberapa formulir isian PUPNS 2015.

I. DATA UTAMA
II. DATA POSISI DAN JABATAN

III. DATA RIWAYAT KELUARGA

IV. DATA RIWAYAT GOLONGAN

V. DATA RIWAYAT PENDIDIKAN

VI. DATA RIWAYAT JABATAN

VI. DATA RIWAYAT DIKLAT STRUKTURAL

VI. DATA RIWAYAT DIKLAT FUNGSIONAL

VI. DATA RIWAYAT DOKTER

VI. DATA RIWAYAT GURU


IX. STAKEHOLDER

Formulir PUPNS 2015 (jpg), Unduh
Formulir PUPNS 2015 (pdf), Unduh
Formulir PUPNS 2015 (excel-1), Unduh
Formulir PUPNS 2015 (excel-2), Unduh
Formulir PUPNS 2015 (excel-3, Unduh
Formulir PUPNS 2015 (word), Unduh


Perangkat Pembelajaran Ekonomi SMA Kurikulum 2013

PERANGKAT PEMBELAJARAN EKONOMI
SMA KURIKULUM 2013




Perangkat Pembelajaran Ekonomi SMA/MA K13 Revisi 2017
KI KD Silabus Ekonomi SMA/MA Kurikulum 2013
Buku Guru Ekonomi SMA/MA Kurikulum 2013
Buku Siswa Ekonomi SMA/MA Kurikulum 2013
Materi Pokok Ekonomi SMA/MA Kurikulum 2013
Perangkat Pembelajaran Ekonomi Kelas X SMA/MA Kurikulum 2013
Perangkat Pembelajaran Ekonomi Kelas XI SMA/MA Kurikulum 2013
Perangkat Pembelajaran Ekonomi Kelas XII SMA/MA Kurikulum 2013





Sep 23, 2015

Permainan Tradisional

KAJIAN TEORITIS PERMAINAN TRADISIONAL
Oleh: Jajang Sulaeman, S.Pd.


1.    Pengertian Permainan Tradisional

Kehidupan bermain adalah kehidupan anak-anak dan melalui bermain mereka meniru aktivitas yang dilaksanakan orang dewasa. Bermain juga dapat dikatakan sebagai awal timbulnya kreativitas, karena bermain akan memberikan kesempatan pada anak untuk mengeksplorasikan dorongan-dorongan kreatifnya, kesempatan untuk merasakan objek-objek dan tantangan untuk menemukan sesuatu dengan cara-cara baru (Mulyadi, 2004). 

Melalui bermain anak-anak mengembangkan fantasi, daya imajinasi dan kreativitasnya, bermain dapat menumbuhkan kesenangan dan kepuasan, selain itu banyak nilai-nilai penting yang dihasilkan dari bermain, antara lain sosialisasi, rangsangan kreativitas, sarana belajar, penyaluran energi emosional, perkembangan moral, fisik dan kepribadian (Hurlock,1992). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara sikap bermain dan kreativitas. Melalui bermain, anak akan belajar menghadapi tantangan dan menemukan minat-minatnya. Anak yang menggunakan waktu untuk bermain kemudian diminta untuk mengerjakan suatu tugas akan mempunyai hasil yang cenderung lebih kreatif daripada anak yang mengerjakan tugas satu langsung mengerjakan tugas yang lain tanpa menggunakan waktu untuk bermain. 

Ada berbagai macam permainan yang dapat meningkatkan kreativitas verbal anak, salah satunya adalah permainan tradisional. Permainan tradisional merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan dibaliknya (Hayuningtyas, 2005). Permainan tradisional merupakan hasil budaya yang besar nilainya bagi anak-anak dalam rangka berfantasi, berekreasi, berkreasi, berolah raga yang sekaligus sebagai sarana berlatih untuk hidup bermasyarakat, keterampilan, kesopanan serta ketangkasan (Yarahnitra,1992). 

Aspek-aspek permainan tradisional diantaranya: a) aspek jasmani yang terdiri dari kekuatan dan daya tahan tubuh serta kelenturan; b) aspek psikis, yang meliputi unsur berfikir, unsur berhitung, kecerdasan, kemampuan membuat siasat, kemampuan mengatasi hambatan, daya ingat, dan kreativitas; c) aspek sosial meliputi unsur kerjasama, suka akan keteraturan, hormat menghormati, balas budi dan sifat malu (Guilford dalam Nursito, 2000). 

Permainan tradisional sering pula disebut dengan istilah olahraga tradisional. Olahraga tradisional merupakan ciri suatu bangsa, dan hasil suatu peradaban. Bangsa mana yang tidak bangga pada olahraganya sendiri? Karenanya, menggali, melestarikan dan mengembangkan olahraga tradisional adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari. Selain telah menjadi ciri suatu bangsa, olahraga tradisional adalah  salah satu bagian terbesar dalam suatu kerangka yang  lebih luas yaitu kebudayaan.

Olahraga tradisional merupakan istilah yang sudah lazim digunakan untuk menyebut berbagai jenis permainan khas dari daerah tertentu, yang telah dimainkan oleh masyarakat setempat secara turun-temurun.

Olahraga tradisional menurut Ditjen PLSPO Depdikbud (1983) adalah olahraga atau permainan yang sudah sejak lama ada, yang kadang-kadang masih ada kaitannya dengan upacara-upacara adat atau kegiatan lain yang ada hubungannya dengan perjuangan hidup. Disebut sebagai olahraga, karena pada umumnya permainanpermainan tersebut melibatkan dan membutuhkan aktivitas fisik (gross motor skills).

Digolongkan ke dalam sesuatu yang tradisional karena bentuk aktivitas tertentu merupakan  “kegiatan” yang sudah biasa dilakukan sejak dahulu, dan biasanya baik sarana maupun prasarana yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut berupa benda-benda yang old fashion dan tidak atau belum tersentuh oleh modernitas. Haviland (1987) menyatakan bahwa sesuatu dapat disebut tradisional atau bersifat tradisi bila hal tersebut merupakan kebiasaan-kebiasaan lama (old cultural practices) yang biasanya memiliki ciri-ciri yang bertolak belakang dengan kebiasaan saat ini.

Menurut Sumardiyanto bahwa olahraga lebih menitikberatkan pada permainan. Menurut kamus umum tentang definisi olahraga tradisional adalah aktivitas fisik yang dialkukan secara sadar dan disengaja serta menggunakan aturan atas dasar kebiasaan yang secara turun-temurun terjadi di suatu masyarakat. Olahraga tradisional ini dalam pelaksanaan aturan permainan disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah tersebut. Sedangkan pengertian permainan termasuk bergerak, artinya permainan selalu diiringi oleh gerakan. Bukan hanya gerakan jasmani saja, tetapi gerakan jiwa juga. 

2.    Manfaat Permainan Tradisional

Permainan tradisional sudah hampir terpinggirkan dan tergantikan dengan permainan modern. Hal ini terjadi terutama di kota-kota besar. Sebaiknya ada upaya dari orang-orang tua/dewasa yang pernah mengalami fase bermain permainan tradisional untuk memperkenalkan dan melestarikan kembali permainan tradisional. Sebab, permainan-permainan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa, fisik, dan mental anak.

Pengaruh dan manfaat permainan tradisional terhadap perkembangan jiwa anak sebagaimana dijelaskan anneahira.com yang dapat penulis simpulkan sebagai berikut :

a.    Anak menjadi lebih kreatif

Permainan tradisional biasanya dibuat langsung oleh para pemainnya. Mereka menggunakan barang-barang, benda-benda, atau tumbuhan yang ada di sekitar para pemain. Hal itu mendorong mereka untuk lebih kreatif menciptakan alat-alat permainan.

Selain itu, permainan tradisioanal tidak memiliki aturan secara tertulis. Biasanya, aturan yang berlaku, selain aturan yang sudah umum digunakan, ditambah dengan aturan yang disesuaikan dengan kesepakatan para pemain. Di sini juga terlihat bahwa para pemain dituntut untuk kreatif menciptakan aturan-aturan yang sesuai dengan keadaan mereka.


b.    Bisa digunakan sebagai terapi terhadap anak

Saat bermain, anak-anak akan melepaskan emosinya. Mereka berteriak, tertawa, dan bergerak. Kegiatan semacam ini bisa digunakan sebagai terapi untuk anak-anak yang memerlukannya kondisi tersebut.

c.    Mengembangkan kecerdasan majemuk anak

1)   Mengembangkan kecerdasan intelektual anak

Permainan tradisional seperti permainan Gagarudaan, Oray-Orayan, dan Pa Cici-Cici Putri mampu membantu anak untuk mengembangkan kecerdasan intelektualnya. Sebab, permainan tersebut akan menggali wawasan anak terhadap beragam pengetahuan.

2)   Mengembangkan kecerdasan emosi dan antar personal anak

Hampir semua permainan tradisional dilakukan secara berkelompok. Dengan berkelompok anak akan:

a)    Mengasah emosinya sehingga timbul toleransi dan empati terhadap orang lain,

b)   Nyaman dan terbiasa dalam kelompok.

Beberapa permainan tradisional yang dilakukan secara berkelompok di antaranya:

a)    Bebentengan,

b)   Adang-Adangan,

c)    Anjang-Anjangan

d)   Kasti.


3)   Mengembangkan kecerdasan logika anak

Beberapa permainan tradisional melatih anak untuk berhitung dan menentukan langkah-langkah yang harus dilewatinya, misalnya:

a)    Engklek

b)   Congkak

c)    Macan/Dam Daman

d)   Lompat tali/Spintrong

e)    Encrak/Entrengan

f)    Bola bekel

g)   Tebak-Tebakan

4)   Mengembangkan kecerdasan kinestetik anak

Pada umumnya, permainan tradisional mendorong para pemainnya untuk bergerak, seperti melompat, berlari, menari, berputar, dan gerakan-gerakan lainnya. Contoh permainannya adalah:

a)    Nakaluri

b)   Adang-Adangan

c)    Lompat tali

d)   Baleba

e)    Pulu-Pulu

f)    Sorodot Gaplok

g)   Tos Asya

h)   Heulang jeung Hayam

i)     Enggrang

5)   Mengembangkan kecerdasan natural anak

Banyak alat-alat permainan yang dibuat/digunakan dari tumbuhan, tanah, genting, batu, atau pasir. Aktivitas tersebut mendekatkan anak terhadap alam sekitarnya sehingga anak lebih menyatu terhadap alam. Contoh permainannya adalah:

a)    Anjang-Anjangan/dadagangan dengan membuat minyak dari daun bunga sepatu, mie baso terbuat dari tumbuhan parasit berwarna kuning yang bisanya tumbuh di tumbuhan anak nakal.

b)   Mobil-mobilan terbuat dari kulit jeruk bali

c)    Engrang terbuat dari bambu

d)   Encrak menggunakan batu

e)    Bola sodok menggunakan bambu

f)    Parise terbuat dari bambu

g)   Calung terbuat dari bambu

h)   Agra/sepak takraw, bolanya terbuat dari rotan

6)      Mengembangkan kecerdasan spasial anak

Bermain peran dapat ditemukan dalam permainan tradisional Anjang-Anjangan. Permainan itu mendorong anak untuk mengenal konsep ruang dan berganti peran (teatrikal).

7)      Mengembangkan kecerdasan musikal anak

Nyanyian atau bunyi-bunyian sangat akrab pada permainan tradisional. Permainan-permainan yang dilakukan sambil bernyanyi di antaranya:

a)   Ucang-Ucang Angge

b)   Enjot-Enjotan

c)   Calung

d)  Ambil-Ambilan

e)   Tari Tempurung

f)    Berbalas Pantun

g)   Wayang

h)   Pur-Pur Sadapur

i)     Oray-Orayan

8)      Mengembangkan kecerdasan spiritual anak

a)   Dalam permainan tradisional mengenal konsep menang dan kalah. Namun menang dan kalah ini tidak menjadikan para pemainnya bertengkar atau minder. Bahkan ada kecenderungan, orang yang sudah bisa melakukan permainan mengajarkan tidak secara langsung kepada teman-temannya yang belum bisa.

b)   Permainan tradisional dilakukan lintas usia, sehingga para pemain yang usianya masih belia ada yang menjaganya, yaitu para pemain yang lebih dewasa.

c)   Para pemain yang belum bisa melakukan permainan dapat belajar secara tidak langsung kepada para pemain yang sudah bisa, walaupun usianya masih di bawahnya.

d)  Permainan tradisional dapat dilakukan oleh para pemain dengan multi jenjang usia dan tidak lekang oleh waktu.

e)   Tidak ada yang paling unggul. Karena setiap orang memiliki kelebihan masing-masing untuk setiap permainan yang berbeda. Hal tersebut meminimalisir pemunculan ego di diri para pemainnya/anak-anak.



3.    Jenis-Jenis Permainan Tradisional

Bila berbicara mengenai olahraga, maka kita menyadari bahwa ada bermacam-macam cabang olahraga yang bisa kita pilih dan berkomitmen untuk menekuninya. Ada olahraga modern yang cara dan aturannya akan berbeda dengan olahraga tradisional yang masih minim baik dari tata cara bermain dan aturan-aturannya.

Ada olahraga yang dirancang dan dilakukan untuk melatih kondisi fisik atau otot para pelakunya, ada pula yang dibuat untuk menstimulasi kesegaran rohani /psikis dan merangsang kerja otak. Maka perlu kita ketahui beberapa macam olahraga yang ada.

a.    Berdasarkan Masa.

1)   Olahraga Modern.

Dalam lingkup ini, olahraga yang dimaksud modern adalah olahraga yang telah resmi, baik secara aturan permainan dan alat yang digunakan bermain di seluruh negara. Dan secara internasional, cabang-cabang olahraga modern ini tidak bisa diubah salah satu atributnya tanpa perubahan dari induk-induk organisasi olahraga dunia terkait. Beberapa cabang olahraga modern itu misalnya : anggar, angkat besi, bulutangkis, catur, golf, loncat indah, menembak, sepak bola, tenis, tinju, dan lain-lain.

2)   Olahraga Tradisional.

Sejauh ini hanya di Indonesia yang mengenalkan jenis olahraga tradisional kepada publik dalam negeri. Yang dimaksud tradisional adalah jenis olahraga yang timbul berdasar permainan dari masing-masing suku dan etnis yang ada di Indonesia. Dan cabang-cabang ini tidak semuanya dilombakan baik secara nasional maupun internasional. Adapun cabang-cabang di dalamnya adalah : sepak takraw, pencak silat, karapan sapi, egrang, dan lain-lain.

b.    Berdasarkan Organ Tubuh

1)   Olahraga Fisik/Otot

Sesuai dengan porsi dan latihan yang dilakukan, olahraga fisik atau otot ini lebih menitikberatkan pada ketahanan fisik dan kekuatan otot pelaku dimana sebelumnya mereka telah berlatih membentuk ketahanan dan kekuatan tubuh di masing-masing cabang olahraga ini.
Banyak contoh dari olahraga ini yang banyak digemari, salah satunya binaraga. Dimana pelaku diharuskan berkelanjutan mempekuat otot dengan kombinasi olahraga angkat besi, lari, dan diimbangi dengan makanan bernutrisi.

Namun secara umum, olahraga jenis ini tentu saja akan menguras banyak tenaga. Tapi tidak diperbolehkan penggunaan obat bantu untuk menambah ketahanan. Karena pengkonsumsian obat tersebut sama saja dengan pemforsiran fungsi kerja tubuh.

2)   Olahraga Psikis

Sejak awal, cabang-cabang olahraga psikis atau olahraga otak ini mengindikasikan latihan untuk memperbagus fungsi kerja otak. Baik dari segi berpikir strategi maupun tingkat kesabaran pemain. Cukup sedikit cabang olahraga otak ini. Beberapa yang terkenal adalah catur yang banyak diminati karena pola permainannya yang mangandalkan pemilihan strategi menyerang dan bertahan juga melatih kesabaran pemain. Ada pula memancing yang menstimulasi tingkat kesabaran juga adrenalin para peminatnya.

Berkaitan dengan permainan atau olahraga tradional di Indonesia sebenarnya amat banyak jenisnya. Namun demikian sebagai gambaran Sumardiyanto mengemukakan bahwa berdasarkan data tentang olahraga tradisional yang berkembang di Indonesia antara lain pencak silat Gelombang (NAD), Kuda tunggang (Sumut), Keranjang kambie (Sumbar), Gutuk sambut bol (Sumsel), Cu (Jambi), Rajo-rajo (Bengkulu), Merebut bantal (Riau), Paku sukha (Lampung), Lubang batok (Babel), Ujungan (Banten), Cingkrang (DKI Jaya), Bubuyungan (Jabar), Serok mancung (Jateng), Gaprik (DIY), Keket (Jatim), Macepet-cepetan (Bali), Balemaran (NTB), Manatika (NTT), Perahu darat (Kalbar), Kerbau-kerbauan (Kaltim), Naik sigal (Kalsel), Teluk mangan (Kalsel), Tanggobeo (Gorontalo), Sero amburu (Sulut), Hekansalu (Sul.tenggara), Mpoliba puni (Sulteng), Massempe (Sulsel), Bolak balik tempurung (Maluku), Sidak ekol (Maluku Utara), Barapen (Papua), dll. Adapun olahraga tradisional yang telah dibakukan Direktorak Olahraga Masyarakat Ditjen Olahraga Depdiknas adalah Egrang, Gebuk bantal, Terompah panjang, Lari balok, Tarik tambang, Hadang, Patok lele, Benteng, Dagongan, Sumpitan dan Gasing. (http://file.upi.edu. [13/03/2011])

Sedangkan data tentang olahraga tradisional yang berkembang di wilayah Jawa Barat antara lain adalah : Tekosan, Boy-boyam/Bancakan, Kucing-kucingan, Galah asin/Gobak sodor/Dadaluan/Lenjang/Hadang, Jangleng, Pukul tongkat, Bubuyungan, Rounders, Sorodot gaplok/Gampar, Ucing cup, Hakdiuklise, Solnah/Ting-ting bulan, Panahan, Eleng-eleng, Bon-bonan/Bebentengan/Kucing pris/Galah totog/Pilisan/Tawanan/Galah ulung/Baren/Rerebonan, Gatrik, Wau/Layang-layang, Antu-antuan, Engkle, Lompat karet, Panjat pinang, Kambing-kambingan, Egrang, Toktak, Sompyang, Alung boyong, Sepak raga/Sepak bulatan/Sepak takraw, Ucing jidar, Gebuk bantal, Rakit/Perahu sampan, Kasti, Bola bakar, dan lain-lain.

Dari sejumlah permainan atau olahraga tradisional yang ada di Jawa Barat, maka untuk kepentingan penelitian penulis akan menjelaskan beberapa diantaranya, yaitu :

a.    Permainan Kasti

Dalam wikipedia Bahasa Indonesia (http://id.wikipedia.org) dijelaskan bahwa Kasti atau Gebokan merupakan sejenis olahraga bola. Permainan yang dilakukan 2 kelompok ini menggunakan bola tenis sebagai alat untuk menembak lawan dan tumpukan batu untuk disusun. Siapapun yang berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat tanpa terkena pukulan bola adalah kelompok yang memenangkan permainan. Pada awal permainan, ditentukan dahulu kelompok mana yang akan menjadi penjaga awal dan kelompok yang dikejar dengan suit. Kelompok yang menjadi penjaga harus segera menangkap bola secepatnya setelah tumpukan batu rubuh oleh kelompok yang dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh lawan, maka kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga tumpukan batu. Kerjasama antaranggota kelompok sangat dibutuhkan seperti halnya olahraga softball atau baseball. 
Versi lain permainan kasti yang banyak dimainkan anak anak sekolah dasar: pemain dibagi dua regu, salah satu mendapat giliran jaga dan satu regu lagi mendapat giliran untuk memukul. Disediakan beberapa pos yang ditandai dengan tiang dimana pemain serang (yang mendapat giliran pukul) tak boleh di"gebok" atau dilempar dengan bola. Pemain serang bergiliran memukul bola yang diumpan oalh salah seoarng pemain jaga. Pemain jaga berjaga dilapangan untuk mencoba menangkap pukulan pemain serang. Ketika bola terpukul pemain serang berlari ke pos berikut atau "pulang" ke "rumah" yang dibatasi dengan sebuah garis. Kalau pemain yang sedang lari menuju pos atau pulang dapat di"gebok" dia dinyatakan mati dan kedua regu berganti - regu serang jadi regu jaga dan sebaliknya. Pemain serang yang berhasil pulang mendapat satu angka. Regu yang mendapat angka terbanyak ketika pertandingan berakhir dinyatakan menang. Permainan ini memang menggunakan gerak dasar berlari, memukul bola dengan sebuah tongkat, menangkap dan melempar. Terdiri dari 2 base dengan jarak minimal 20 meter.

Lapangan Kasti

a.    Galah asin
Galah Asin atau di daerah lain disebut Galasin atau Gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan. 
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran 12 x 6 m yang dibagi menjadi 8 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horizontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan. (http://boerachol.blogspot.com/2010/12)


Lapangan Galah Asin



a.    Engklek
Engklek merupakan permainan tadisional lompat-lompatan pada bidang-bidang datar yang digambar di atas tanah. Permainan ini berbentuk kotak-kotak yang menyerupai tanda tambah namun memiliki kotak-kotak. Kita harus loncat dengan menggunakan satu kaki dari kotak satu ke kotak. Kita sebagai pemain memegang sebuah pecahan eternit untuk dilemparkan ke masing-masing kotak dan kemudian kita melakukan lompatan ke dalam kotak-kotak tersebut. Setelah selesai lompat ke semua kotak kita mengambil pecahan enternit tersebut kemudian dilemparkan lagi kotak selanjutnya tapi dalam melempar tidak boleh melebih batas kotak yang telah disediakan jika kita melebihi batas kotak yang telah disediakan maka kita dinyatkan gugur dan diganti oleh pemain lagi.
Permainan ini dilakukan oleh dua orang atau lebih. Hal yang perlu disiapkan dalam permainan ini adalah sebelum kita memulai permainan ini adalah harus mengambar kotak-kotak dipelataran semen, aspal atau tanah. Mengambar 5 segi empat dempet vertikal kemudian di sebelah kanan dan kiri diberi lagi sebuah segi empet untuk lebih jelasnya dibawah ini contoh model gambar kotak-kotak permaian ini.
Cara bermain engklek dapat dikemukakan sebagai berikut :
1)   Semua pemain melakukan hompimpa yang menang berhak melakukan permaian terlebih dahulu. Pemain pertama melemparkan gaco (pecahan enternit di kotak nomor satu). Saat melemparkannya tidak boleh melebihi kotak yang telah disediakan jika melebihi maka dinyatakan gugur.
2)   Pemain Pertama melompat dengan satu kaki (engklek), dari kotak 1 sampai kotak 6 kemudian berhenti sejenak di kotak A kemudian kembali lagi dengan mengabil gaco yang ada di kotak satu dengan posisi kaki satu masih diangkat.
3)   Setelah itu pemain melemparkan gaco tersebut sampai ke kotak 2 jika keluar dari kotak 2 maka pemain dinyatakan gugur dan diganti oleh pemain berikutnya.
4)   Begitu seterusnya sampai semua kotak sudah dilempar dengan gaco. Pergiliran dilakukan jika pemain pelempar gaco melewati sasaran, atau menampak dua kaki dikotak 1,2,3,4,5,6 dan berhenti sejenak di kotak A kemudian lompat lagi di kotak 3 dan berhenti di kotak 2 untuk mengambil gaco di kotak 1.
5)   Jika gaco berada dikotak 2 maka pemain mengambilnya di kotak 3, jika gaco berada di kotak 4, 5 dan 6 maka pemain mengambilnya di kotak A.
6)   Kemudian jika semua telah dilakukan oleh semua pemain maka pemain melemparkan gaco dengan membelakangi engkleknya jika pas pada kotak yang dikehendaki maka kota itu akan menjadi rumahnya maka boleh berhenti dikotak tersebut seperti pada kotak A tapi hanya berlaku pada pemain yang menang pada permaian tersebut begitu seterusnya sampi kotak-kotak mulai dari angka 1 sampai 6 menjadi milik para pemain. Jika senua telah dimiliki oleh sang pemain maka permainan dinyatakan telah selesai. 
7. Pemenang adalah pemain yang paling banyak memiliki rumah dari kotak-kotak pada engklek yang digambar.



Lapangan Engklek




a.    Egrang
Egrang atau jangkungan adalah galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang berjalan adalah egrang yang diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk diikatkan ke kaki, untuk tujuan berjalan selama naik di atas ketinggian normal. Di dataran banjir maupun pantai atau tanah labil, bangunan sering dibuat di atas jangkungan untuk melindungi agar tidak rusak oleh air, gelombang, atau tanah yang bergeser. Jangkungan telah dibuat selama ratusan tahun. (http://www. Kaskus.us/showthread)


Permainan Egrang



a.    Bakiak
Permainan bakiak merupakan sebuah permainan dimana beberapa orang dalam satu tim (biasanya tiga orang) menggunakan sandal yang diikat pada sepasang kayu yang sama. Tim tersebut kemudian berlomba dengan tim-tim lain untuk mencapai garis finis dan menjadi pemenang. Dalam permainan ini kesulitan utama adalah menyelaraskan gerakan kaki para pemain. 
Permainan ini sangat asyik untuk dimainkan karena sisi kompetisi yang ditawarkan. Selain itu bermain bakiak mempererat persaudaraan karena harus menyelaraskan gerakan kaki. Hal ini yang menjadi moral dari permainan ini adalah kemerdekaan hanya bisa dicapai dengan menyelaraskan hati dan pikiran untuk satu tujuan merdeka. Saat ini banyak orang harus belajar bermain bakiak bersama di Indonesia yang sudah sangat tidak bersatu.