Oct 7, 2011

STRATEGI PEMBELAJARAN NILAI
Oleh: Jajang Sulaeman, S.Pd.




A.    Makna Strategi Pembelajaran
           1.      Pengertian Pembelajaran

Perubahan wawasan tentang hahekat belajar dan mengajar mendorong pula terjadinya perubahan penggunaan istilah  yang berkait dengan terminologi mengajar.  Mengajar-Pengajaran dalam kurikulum 1975, dan 1984 digunakan istilah instruksional. Kata instruksional  itu sendiri diambil dari istilah instruction yang diartikan belajar-mengajar. Istilah belajar-mengajar itu sendiri dimaknai sebagai proses interaktif antara guru dan siswa, yang berbeda dengan istilah mengajar yang konotasinya hanya guru yang aktif. Kata instruksional  selanjutnya dalam kurikulum 1994, tidak lagi digunakan dan diganti menjadi  pembelajaran. 
Perubahan makna tentang hakekat belajar-mengajar, dilatari oleh perubahan peranan guru dalam proses pembelajaran. Dalam menjalankan perannya di samping menyampaikan informasi, tugas guru di kelas adalah juga mendiagnosis kesulitan belajar siswa, menyeleksi material belajar, mensupervisi kegiatan belajar, menstimulasi interaksi belajar siswa, memberikan bimbingan belajar,menggunakan multi media, strategi dan metode. Peranan guru juga menunjukkan film, mengajak diskusi, mengajukan pertanyaan, mediator debat, menyelenggarakan field trip, simulasi dan berbagai peranan lainnya (Simpson; Anderson , 1981-60). 
Berbagai peran yang dimainkan guru tersebut bahwa pembelajaran pada dasarnya adalah berkenaan dengan hal membelajarkan anak. Dalam pada itu, peranan guru tidak lain adalah memfasilitasi terjadinya belajar pada diri anak. Perlu digarisbawahi bahwa perubahan-perubahan perilaku siswa sebagai indikator hasil belajarnya, adalah akibat keaktifan yang dilakukan anak sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan belajarnya. 

PERAN GURU DALAM MENANGANI MASALAH KENAKALAN REMAJA
Oleh: Jajang Sulaeman, S.Pd.


A.    Pengertian Remaja
Seringkali  dengan  gampang  orang  mendefinisikan  remaja sebagai  periode  transisi  antara  masa  anak-anak  kemasa  dewasa,  atau disebut  juga  usia  belasan.  Hurlock  (1999:  206)  menyatakan  bahwa “Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa”.
Remaja merupakan  peralihan  antara masa  kehidupan  anak  dan masa kehidupan orang dewasa. Bila ditinjau dari segi  tubuhnya, mereka terlihat  sudah  dewasa  tetapi  jika  mereka  diperlakukan  sebagai  orang dewasa ternyata belum dapat menunjukkan sikap dewasa. 
Hurlock  (1999 : 206) menjelaskan bahwa :
Istilah  adolescence  atau  remaja  berasal  dari  kata  latin adolescere  (kata  bendanya  adolescentia  yang  berarti  remaja  primitive) yang  berarti  tumbuh  atau  tumbuh  menjadi  dewasa.  Anak  dianggap sudah  dewasa  bila  sudah  mampu  mengadakan  reproduksi.  Istilah adolescence seperti yang digunakan saat  ini mempunyai arti yang lebih luas,  mencakup  kematangan  mental,  sosial  dan  fisik.

HUBUNGAN PERSEPSI MENGENAI SUASANA RELIGIUS DALAM KELUARGA
DENGAN AKHLAK SISWA DI SEKOLAH
Oleh: J. Sulaeman, S.Pd.



Ada dua faktor utama yang berpengaruh terhadap pembentukan dan perkembangan kepribadian individu, yakni faktor genetik (keturunan) dan lingkungan sosialnya. Dan lingkungan sosial yang palaing dominan adalah keluarga.
Peran lingkungan dalam mewujudkan kepribadian seseorang, baik lingkungan pra kelahiran maupun lingkungan pasca kelahiran adalah masalah yang tidak bisa dipungkiri khususnya lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal kehidupan bagi setiap manusia. Banyak hadis yang meriwayatkan pentingnya pengaruh keluarga dalam pendidikan anak dalam beberapa masalah seperti masalah aqidah, budaya, norma, emosional dan sebaginya. Keluarga menyiapkan sarana pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak sejak dini. Dengan kata lain kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan perlakuan kedua orang tua dan lingkungannya.