Nov 18, 2015

Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Profesional 2.1.4)

PEMBAHASAN KISI-KISI
UKG ONLINE 2015 PKN SMP/MTS


KOMPETENSI UTAMA : PROFESIONAL


Kompetensi Inti Guru
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
Kompetensi Guru Mata Pelajaran
2.1. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
Indokator Esensial
2.1.4. Menunjukkan sikap perilaku sesuai dengan pelaksanaan UUD NRI Tahun 1945 dalam kehidupan sehari-hari.

Sikap Perilaku sesuai dengan Pelaksanaan UUD 1945 dalam Kehidupan Sehari-hari







Download


Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Profesional 2.1.3)

PEMBAHASAN KISI-KISI
UKG ONLINE 2015 PKN SMP/MTS


KOMPETENSI UTAMA : PROFESIONAL


Kompetensi Inti Guru
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
Kompetensi Guru Mata Pelajaran
2.1. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
Indokator Esensial
2.1.3. Menjelaskan sejarah perumusan dan pengesahan UUD NRI Tahun 1945.

Sejarah Perumusan dan Pengesahan UUD 20145







Download

Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Profesional 2.1.2)

PEMBAHASAN KISI-KISI
UKG ONLINE 2015 PKN SMP/MTS


KOMPETENSI UTAMA : PROFESIONAL

Kompetensi Inti Guru
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
Kompetensi Guru Mata Pelajaran
2.1. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
Indokator Esensial
2.1.2. Menunjukkan sikap perilaku sesuai nilai semangat para tokoh dalam perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara.

Sikap Perilaku Sesuai Nilai Semangat Para Tokoh
Dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara









Download


Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Profesional 2.1.1)

PEMBAHASAN KISI-KISI
UKG ONLINE 2015 PKN SMP/MTS


KOMPETENSI UTAMA : PROFESIONAL


Kompetensi Inti Guru
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
Kompetensi Guru Mata Pelajaran
2.1. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
Indokator Esensial
2.1.1. Menjelaskan tahapan perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara.

Tahapan Perumusan dan Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara


Tahapan perumusuan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara secara formal terbagi menjadi empat tahapan/proses, yaitu :

1. Sidang BPUPKI I
Badan ini dibentuk pada tanggal pada 29 April 1945. Dilantik pada tanggal 28 Mei 1945. Fungsinya adalah membicarakan/mempersiapkan keperluan-keperluan kemerdekaan Indonesia, seperti: Persiapan Undang-Undang Dasar yang berisi Dasar Negara, tujuan negara, bentuk negara, dan sistem pemerintahannya. Sebagai ketua adalah Dr. KRT Rajiman Widiodiningrat.

a. Mr. M. Yamin (29 Mei 1945)
Pada sidang tanggal 29 Mei 1945 Mr. M. Yamin, sebagai Ketua Panitia Konsep UUD mengusulkan secara lisan Dasar Nagara Indonesia, yaitu:
1. Peri Kebangsaan.
2. Peri Kemanusiaan.
3. Peri Ketuhanan.
4. Peri Kerakyatan.
5. Peri Kesejahteraan Rakyat
Kemudian secara tertulis, tercantum dalam Rancangan Pembukaan UUD Negara RI, sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia.
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dari hasil yang dikemukakan oleh Mr. M. Yamin ini, jelas bahwa beliau adalah penggali Pancasila yang lebih khusus, yakni Pancasila sebagai Dasar Negara.

b. Prof. Dr. Soepomo (31 Mei 1945)
Beliau mengemukaan teori-teori Negara sebagai berikut :
1. Teori Negara Perseorangan (Individualis) yaitu paham yang menyatakan bahwa negara adalah masyarakat hukum yang disusun, atas kontrak antara seluruh individu(paham yang banyak terdapat di Eropa dan Amerika)
2. Paham Negara Kelas (Class Theory) teori yang diajarkan oleh Marx, Engels dan Lenin yang mengatakan bahwa negara adalah alat dari suatu golongan (suatu klasse) untuk menindas klasse lain
3. Paham Negara Integralistik, yang diajarkan oleh Spinoza, Adam Muler, Hegel. Menurut paham ini negara buknla unuk mejamin perseorangan atau golongan akan tetapi menjamin kepentingan masyrakat seluruhnya sebagi suatu persatuan.

c. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Ir. Soekarno mengusulkan Dasar Negara itu adalah Pancasila. Usul ini dikemukakan beliau dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) tanggal 1 Juni 1945, yakni:
1. Nasionalisme
2. Internasionalisme, atau peri kemanusiaan.
3. Mufakat, atau Demokrasi.
4. Kesejahteraan Sosial.
5. KeTuhanan yang berkebudayaan.
Pidato ini ketika diterbitkan pada tahun 1947 diberi judul: Lahirnya Panca Sila. Karena Ir. Soekarno juga mengemukakan butir-butir yang kemudian dikenal dengan Pancasila tersebut, maka beliau juga adalah penggali Pancasila.

2.Sidang Panitia Sembilan
Pada tanggal 22 Juni 1945 sembilan tokoh yang terdiri dari : Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta. Mr. A.A. Maramis, Abikusno Tjokrosujoso, Abdulkahar Muzakir, H. Agus Salim, Mr.A. Soebardjo, K.H. Wahid Hasjim dan Mr. M. Yamin.
Tugas mereka membahas pidato/usul Mr. M. Yamin. Dari pertemuan ini mereka berhasil menyusun naskah yang di dalamnya terdapat rumusan Dasar Negara, yaitu:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Naskah yang mengandung rumusan Dasar Negara ini diberi nama oleh Mr. M. Yamin dengan “Piagam Jakarta”. Panitia Sembilan adalah penggali Pancasila menurut rumusannya sendiri.

3. Sidang BPUPKI II
Ada tambahan 6 anggota pada sidang BPUPKI kedua ini. Selain itu Ir Soekarno juga melaporkan hasil pertemuan panitia Sembilan yang telah mencapai suatu hasil yang baik yaitu suatu modus atau persetujuan antara golongan Islam dengan golongan kebangsaan. Persetujuan tersebut tertuang dalam suatu rancangan Pembukaan hukum dasar, rancangan preambule Hukum dasar yang dipermaklumkan oleh panitia kecil Badan Penyelidik dalam rapat BPUPKI kedua tanggal 10 juli 1945. Panitia kecil badan penyelidik menyetujui sebulat-bulatnya rancangan preambule yang disusun oleh panitia Sembilan tersebut.
Dalam sidang ini istilah hukum dasar diganti dengan istilah Undang-Undang Dasar. Keputusan penting dalam rapat ini anara lain:
a. Tanggal 10 juli 1945
Pada tanggal 10 juli 1945 keputusan tentang bentuk Negara. Dari 64 suara yang pro republik 55 orang yang meminta bentuk kerajaan 6 orang adapu bentuk lain dan blanko 1 orang.
b. Tanggal 11 juli 1945
Pada tanggal 11 juli 1945 keputusan tentang luas wilayah Negara. Sebanyak 39 suara memilih daerah Hindia Belanda ditambah dengan Malaya, Borneo Utara (borneo Inggris), Irian timur, Timor Portugis dan Pulau-pulau sekitanya.
Keputusan-kepuusan lain yaitu membentuk panitia perancangan Undang-Undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membentuk panitia ekonomi dan keuangan yang diketuai oleh Drs. Moh. Hatta, dan juga membentuk panitia pembelaan tanah air diketuai oleh Abikusno Tjokrosoejoso.
c. Tanggal 13 Juli 1945
Pada tanggal 13 juli 1945 menghasilkan keputusan tentang kedaulatan negara, tugas presiden, undang-undang dan rancangan hukum dasar 15 Bab 42 Pasal.
d. Tanggal 14 Juli 1945
Badan Penyelidik bersidang lagi dan Panitia Perancanga Undang-Undang dasar yang diusulkan terdiri atas 3 bagian, yaitu:
1. Pernyataan Indonesia merdeka, yang berupa dakwaan di muka dunia atas penjajahan Belanda
2. Pembukaan yang didalamnya terkandung dasar Negara Pancasila
3. Pasal-pasal UUD (Pringgodigdo, 1979: 169-170)

4. Sidang PPKI I
Sebelum sidang resmi dimulai dilakukan pertemuan untuk membahas beberapa perubahan yang berkaitan dengan rancangan naskah pembukan UUD 1945 yang pada saat itu disebut piagam Jakarta, terutama yang menyangkut sila pertama pancasila.
Dan sidang yang dihadiri 27 orang ini menghasilkan keputusan-keputusan sebagai berikut:
a. Mengesahkan UUD 1945 yang meliputi :
1) Setelah melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta sehingga dihasilkan Pembukaan Undang-undang Dasar 1945
2) Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari Badan Penyelidik pada tanggal 17 Juli 1945, setelah mengalami beberapa perubahan karena berkaitan dengan perubahan Piagam Jakarta, kemudian menjadi Undang-Undang Dasar 1945.
b. Memilih Presiden (Ir. Soekarno) dan wakil presiden (Drs. Moh. Hatta)
c. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai musyawarah darurat.




Download

Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Profesional 1.3.1)

PEMBAHASAN KISI-KISI
UKG ONLINE 2015 PKN SMP/MTS


KOMPETENSI UTAMA : PROFESIONAL


Kompetensi Inti Guru
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang
Kompetensi Guru Mata Pelajaran
1.3. Menunjukkan manfaat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.
Indokator Esensial
1.3.1. Menganalisis manfaat mata pelajaran PPKn.

Manfaat Mata Pelajaran PKn

Apa manfaatnya jika kita menguasai pendidikan kewarganegaraan ?
Dengan menguasai pendidikan Kewarganegaraan, kita dapat mengembangkan kemampuan-kemapuan sebagai berikut:
  1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menghadapi berbagai masalah kewarganegaraan;
  2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
  3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup secara berdampingan dengan sesama;
  4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memenfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
(Abdulkarim, Aim. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk kelas XII SMA. Bandung: Media Grafindo)






Download

Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Profesional 1.2.3)

PEMBAHASAN KISI-KISI
UKG ONLINE 2015 PKN SMP/MTS

KOMPETENSI UTAMA : PROFESIONAL


Kompetensi Inti Guru
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu (Pendidikan Kewarganegaraan).
Kompetensi Guru Mata Pelajaran
1.2. Memahami substansi Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Disposition)
Indokator Esensial
1.2.3. Menganalisis substansi materi PPKn yang tergolong civic disposition  dan civic skill.

Substansi Civic Disposition

Karakter kewarganegaraan (civic dispositions), merupakan sifat-sifat yang harus dimiliki setiap warga negara untuk mendukung efektivitas partisipasi politik, berfungsinya sistem politik yang sehat, berkembangnya martabat dan harga diri dan kepentingan umum. Dalam KBK Kewarganegaraan (2003) tentang karakter kewarganegaraan belum dikembangkan secara baik dan lengkap. Dikatakan demikian, karena karakter kewarganegaraan belum terumuskan pada setiap kompetensi dasar, hasil belajar maupun indikatornya. Begitu pula meskipun telah disentuh karakter publik (misalnya : mematuhi perundang-undangan nasional; mengapresiasi dinamika politik Indonesia) namun karakter publik yang kritis terhadap undang-undang maupun terhadap sistem politik maupun rejim tampak kurang diperhatikan padahal hal ini sangat penting dalam masyarakat demokratis. Supaya segala produk undang-undang sejalan dengan aspirasi dan di bawah kontrol masyarakat. Sehingga misalnya dalam praktek pembelajaran kewarganegaraan perlu dimasukkan karakter publik yang berupa “Mengembangkan fungsi demokrasi konstitusional yang sehat “.

Substansi Civic Skill

Ketrampilan kewarganegaraan (civic skills), merupakan ketrampilan yang dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan, agar pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna, karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan berbangsa dan bernegara. Civic skills mencakup intelectual skills (ketrampilan intelektual) dan participation skills (ketrampilan partisipasi).
Ketrampilan intelektual yang terpenting bagi terbentuknya warga negara yang berwawasan luas, efektif dan bertanggung jawab antara lain adalah ketrampilan berpikir kritis. Ketrampilan berpikir kritis meliputi mengidentifikasi, menggambarkan/mendeskripsikan, menjelaskan, menganalisis, mengevaluasi, menentukan dan mempertahankan pendapat yang berkenaan dengan masalah-masalah publik.
Ketrampilan intelektual tampak ada upaya diakomodasi KBK Kewarganegaraan (2004) yang secara ksplisit dinyatakan dalam Praktek Pembelajaran Kewarganegaraan diharuskan adanya pengembangan dan penerapan cara berpikir kritis, rasional, dan kreatif untuk mendukung kompetensi dasar. Juga dapat ditemui pada indikator, meskipun belum memadai bahkan masih ada kemampuan “menyebutkan” sebagai sesuatu kemampuan yang sangat rendah dan tidak termasuk dalam kategori berpikir kritis masih digunakan.
Pentingya ketrampilan partisipasi dalam demokrasi telah digambarkan oleh Aristoteles dalam bukunya Politics (340) (dalam Branson, dkk., 1999 : 4). Aristoteles menyatkan , “Jika kebebasan dan kesamaan sebagaimana menurut sebagaian pendapat orang dapat diperoleh terutama dalam demokrasi, maka kebebasan dan kesamaan itu akan dapat dicapai apabila semua orang tanpa kecuali ikut ambil bagian sepenuhnya dalam pemerintahan”. Dengan kata lain cita-cita demokrasi dapat diwujudkan dengan sesungguhnya bila setiap warga negara dapat berpartisipasi dalam pemerintahannya. Sedangkan ketrampilan partisipasi meliputi : berinteraksi, memantau, dan mempengaruhi.








Download

Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Profesional 1.2.2)

PEMBAHASAN KISI-KISI
UKG ONLINE 2015 PKN SMP/MTS


KOMPETENSI UTAMA : PROFESIONAL


Kompetensi Inti Guru
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu (Pendidikan Kewarganegaraan).
Kompetensi Guru Mata Pelajaran
1.2. Memahami substansi Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Disposition)
Indokator Esensial
1.2.2. Membandingkan fokus bahasan civic knowledge dengan civic disposition dan civic responsibility pada mata pelajaran PPKn.

Fokus Bahasan Civic Knowledge

Pada prinsipnya pengetahuan yang harus diketahui oleh warga negara berkaitan dengan hak-kewajiban (peran) sebagai warga negara dan pengetahuan yang mendasar tentang struktur dan sistem politik, pemerintahan dan sistem sosial yang ideal sebagaimana terdokumentasi dalam Pancasila dan UUD 1945, maupun yang telah menjadi konvensi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta nilai-nilai universal dalam masyarakat demokratis serta cara-cara kerjasama untuk mewjudkan kemajuan bersama dan hidup berdampingan secara damai dalam masyarakat internasional.

Fokus Bahasan Civic Disposition

Karakter kewarganegaraan (civic dispositions), merupakan sifat-sifat yang harus dimiliki setiap warga negara untuk mendukung efektivitas partisipasi politik, berfungsinya sistem politik yang sehat, berkembangnya martabat dan harga diri dan kepentingan umum. Dalam KBK Kewarganegaraan (2003) tentang karakter kewarganegaraan belum dikembangkan secara baik dan lengkap. Dikatakan demikian, karena karakter kewarganegaraan belum terumuskan pada setiap kompetensi dasar, hasil belajar maupun indikatornya. Begitu pula meskipun telah disentuh karakter publik (misalnya : mematuhi perundang-undangan nasional; mengapresiasi dinamika politik Indonesia) namun karakter publik yang kritis terhadap undang-undang maupun terhadap sistem politik maupun rejim tampak kurang diperhatikan padahal hal ini sangat penting dalam masyarakat demokratis. Supaya segala produk undang-undang sejalan dengan aspirasi dan di bawah kontrol masyarakat. Sehingga misalnya dalam praktek pembelajaran kewarganegaraan perlu dimasukkan karakter publik yang berupa “Mengembangkan fungsi demokrasi konstitusional yang sehat “.

Fokus Bahasan Civic Responsibility

Civic Responsibility membahas kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab.










Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Profesional 1.2.1)

PEMBAHASAN KISI-KISI
UKG ONLINE 2015 PKN SMP/MTS


KOMPETENSI UTAMA : PROFESIONAL



Kompetensi Inti Guru
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu (Pendidikan Kewarganegaraan).
Kompetensi Guru Mata Pelajaran
1.2. Memahami substansi Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Disposition)
Indokator Esensial
1.2.1. Menjelaskan subtansi PPKn

Substansi PKn

Substansi PKn terdiri dari 3 komponen pokok. CCE (Center for Civic Education) pada tahun 1994 dalam National Standards for Civics and Government. Ketiga komponen pokok tersebut, yaitu civic knowledge, civic skills, dan civic dispositions (Branson, dkk., 1999 : 8-25).

a. Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge)
Pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) merupakan materi substansi yang harus diketahui oleh warga negara. Pada prinsipnya pengetahuan yang harus diketahui oleh warga negara berkaitan dengan hak-kewajiban /peran sebagai warga negara dan pengetahuan yang mendasar tentang struktur dan sistem politik, pemerintahan dan sistem sosial yang ideal sebagaimana terdokumentasi dalam Pancasila dan UUD 1945, maupun yang telah menjadi konvensi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta nilai-nilai universal dalam masyarakat demokratis serta cara-cara kerjasama untuk mewjudkan kemajuan bersama dan hidup berdampingan secara damai dalam masyarakat internasional.

b. Ketrampilan Kewarganegaraan (Civic Skills)
Ketrampilan kewarganegaraan (civic skills), merupakan ketrampilan yang dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan, agar pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna, karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan berbangsa dan bernegara. Civic skills mencakup intelectual skills (ketrampilan intelektual) dan participation skills (ketrampilan partisipasi).

c. Karakter Kewarganegaraan (Civic Dispositions)
Karakter kewarganegaraan (civic dispositions), merupakan sifat-sifat yang harus dimiliki setiap warga negara untuk mendukung efektivitas partisipasi politik, berfungsinya sistem politik yang sehat, berkembangnya martabat dan harga diri dan kepentingan umum.








Download

Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Profesional 1.1.2)

PEMBAHASAN KISI-KISI
UKG ONLINE 2015 PKN SMP/MTS


KOMPETENSI UTAMA : PROFESIONAL


Kompetensi Inti Guru
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu (Pendidikan Kewarganegaraan).
Kompetensi Guru Mata Pelajaran
1.1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan.
Indokator Esensial
1.1.2. Menganalisis ruang lingkup mata pelajaran PPKn.

Ruang Lingkup Mata Pelajaran PKn

Materi pokok Standar Isi mata pelajaran PKn di Indonesia untuk satuan pendidikan dasar dan menengah memuat komponen sebagai berikut:
1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa;
2. Norma, Hukum dan Peraturan;
3. Hak Asasi Manusia;
4. Kebutuhan Warga Negara;
5. Konstitusi Negara;
6. Kekuasan dan Politik;
7. Pancasila; dan,
8. Globalisasi.
 

Jika dipilah-pilah dari kedelapan materi pokok ke dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasarnya, maka dimensi pembelajarannya mencakup aspek kajian :
1. Politik Kenegaraan;
2. Hukum dan Konstitusi; dan,
3. Nilai Moral Pancasila.



Masing-masing topik/ruang lingkup kajian tersebut secara rinci dijabarkan sebagai berikut:
  1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
  2. Norma, Hukum dan Peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.
  3. Hak Asasi Manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
  4. Kebutuhan Warga Negara, meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara.
  5. Konstitusi Negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitus.
  6. Kekuasan dan Politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
  7. Pancasila, meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.
  8. Globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.








Download


Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Profesional 1.1.1)

PEMBAHASAN KISI-KISI
UKG ONLINE 2015 PKN SMP/MTS


KOMPETENSI UTAMA : PROFESIONAL


Kompetensi Inti Guru
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu (Pendidikan Kewarganegaraan).
Kompetensi Guru Mata Pelajaran
1.1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan.
Indokator Esensial
1.1.1. Mengidentifikasi ruang lingkup keilmuan PPKn.

Ruang Lingkup Keilmuan PKn

Struktur keilmuan mata pelajaran PKn mencakup :
1. Pengetahuan (knowledge)
2. Ketrampilan (skills), dan
3. Nilai (values).
Paradigma baru (new civic education) yang menyatakan bahwa struktur keilmuan mata pelajaran PKn mencakup :
1. Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge)
2. Dimensi ketrampilan kewarganegaraan (civic skill)
3. Dimensi watak atau karakter kewarganegaraan (civic disposition).
Cakupan dimensi struktur keilmuan matta pelajaran PKn dapat digambarkan berikut:







Download

Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Pedagogik 2.1.2)

PEMBAHASAN KISI-KISI 
UKG ONLINE 2015 PKN SMP/MTS


KOMPETENSI UTAMA : PEDAGOGIK



Kompetensi Inti
2. Mengua sai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
Kompetensi Guru Mapel
2.1. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
Indikator Esensial
2.1.2. Mengidentifikasi prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik mata pelajaran PKn.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran PPKn


Prinsip dasar proses pembelajaran PKn :
  1. Prinsip pembelajaran siswa aktif (Student Active Learning). Keaktifan siswa menjadi prioritas dalam pembelajaran PKn, sehingga aktivitas siswa lebih mendominasi selama proses pembelajaran berlangsung.
  2. Kelompok belajar kooperatif (Cooperative Learning). Proses pembelajaran yang berbasis kerjasama antar siswa dan antar komponen-komponen sekolah.
  3. Pembelajaran partisipatorik. Prinsip pembelajaran ini ialah learning by doing (siswa belajar sambil melakoni), sehingga siswa akan lebih memahami materi yang diajarkan, tidak hanya secara teoritis melainkan secara praktis.
  4. Reactive Teaching. Dalam prinsip ini lebih menekankan bagaimana guru dapat menciptakan strategi agar siswa mempunyai motivasi belajar. 
Ciri guru yang reaktif adalah :
  1. Menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar.
  2. Pembelajaran dimulai dari hal-hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa.
  3. Selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa dengan membuat materi pelajaran sebagai suatu hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa.
  4. Segera mengenali materi atau metode pembelajaran yang membuat siswa bosan. Bila hal ini ditemui, segera menanggulanginya.
Sejalan dengan Kurikulum 2013 secara prinsip kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan.

Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang: 
  1. Berpusat pada peserta didik.
  2. Mengembangkan kreativitas peserta didik.
  3. Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang.
  4. Bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika.
  5. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.






Download


Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Pedagogik 2.1.1)

PEMBAHASAN KISI-KISI 
UKG ONLINE 2015 PKN SMP/MTS


KOMPETENSI UTAMA : PEDAGOGIK


Kompetensi Inti
2. Mengua sai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
Kompetensi Guru Mapel
2.1. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
Indikator Esensial
2.1.1. Menunjukkan teori-teori belajar mata pelajaran PPKn.

Teori-teori Belajar dalam PPKn

Menurut John Locke, manusia itu merupakan organisme pasif. Dengan teori tabularasanya, Locke menganggap bahwa manusia itu seperti kertas putih, hendak ditulisi apa kertas itu sangat tergantung pada orang yang menulisnya. Dari pandangan yang mendasar tentang hakikat manusia itu, memunculkan aliran belajar behavioristik-elementeristik.

Berbeda dengan pandangan Locke, Leibnitz mengaggap bahwa manusia adalah organisme yang aktif. Manusia merupakan sumber daripada semua kegiatan. Pada hakikatnya manusia bebas untuk berbuat; manusia bebas untuk membuat suatu pilihan dalam setiap situasi. Titik pusat kebebasan ini adalah kesadarannya sendiri. Menurut aliran ini tingkah laku manusia hanyalah ekspresi yang dapat diamati sebagai akibat dari eksistensi internal yang pada hakikatnya bersifat pribadi. Pandangan hakikat manusia menurut pandangan Leibnitz ini kemudian melahirkan aliran belajar kognitif-holistik.

Teori-teori belajar yang termasuk ke dalam kelompok behavioristik di antaranya :
  1. Koneksionisme, dengan tokohnya Thorndike.
  2. Classical conditioning, dengan tokohnya Pavlop.
  3. Operant conditioning, yang dikembangkan oleh Skinner.
  4. Systematic behavior, yang dikembangkan oleh Hull.
  5. Contiguous conditioning, yang dikembangkan oleh Guthrie.
Teori-teori yang termasuk ke dalam kelompok kognitif-holistik di antaranya :
  1. Teori Gestalt, dengan tokohnyas Kofka, Kohler, dan Wertheimer.
  2. Teori Medan (Field Theory), dengan tokoh Lewin.
  3. Teori Organismik, yang dikembangkan oleh Wheeler.
  4. Teori Humanistik, dengan tokohnya Maslow dan Rogers.
  5. Teori Konstruktivistik, dengan tokohnya Jean Piaget.
Macam-macam teori belajar:
1. Teori Belajar Menurut Thorndike (Teori Koneksionisme)
Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan respon dari adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang. Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trial and error learning atau selecting and connecting learning” dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu. Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi.

Thorndike menemukan hukum-hukum belajar sebagai berikut :
a. Hukum Kesiapan (law of readiness), yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat. Prinsip pertama teori koneksionisme adalah belajar suatu kegiatan membentuk asosiasi (connection) antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak.Masalah-masalah yang terjadi dalam hukum Law of Readiness:
1) Masalah pertama hukum law of readiness adalah jika kecenderungan bertindak dan orang melakukannya, maka ia akan merasa puas. Akibatnya, ia tak akan melakukan tindakan lain.
2) Masalah kedua, jika ada kecenderungan bertindak, tetapi ia tidak melakukannya, maka timbullah rasa ketidakpuasan. Akibatnya, ia akan melakukan tindakan lain untuk mengurangi atau meniadakan ketidakpuasannya.
3) Masalah ketiganya adalah bila tidak ada kecenderungan bertindak padahal ia melakukannya, maka timbullah ketidakpuasan. Akibatnya, ia akan melakukan tindakan lain untuk mengurangi atau meniadakan ketidakpuasannya.
b. Hukum Latihan (law of exercise), yaitu semakin sering tingkah laku diulang/ dilatih (digunakan) , maka asosiasi tersebut akan semakin kuat.
Prinsip law of exercise adalah koneksi antara kondisi (yang merupakan perangsang) dengan tindakan akan menjadi lebih kuat karena latihan-latihan, tetapi akan melemah bila koneksi antara keduanya tidak dilanjutkan atau dihentikan. Prinsip menunjukkan bahwa prinsip utama dalam belajar adalah ulangan. Makin sering diulangi, materi pelajaran akan semakin dikuasai.
c) Hukum akibat (law of effect), yaitu hubungan stimulus respon cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan. Hukum ini menunjuk pada makin kuat atau makin lemahnya koneksi sebagai hasil perbuatan. Suatu perbuatan yang disertai akibat menyenangkan cenderung dipertahankan dan lain kali akan diulangi. Sebaliknya, suatu perbuatan yang diikuti akibat tidak menyenangkan cenderung dihentikan dan tidak akan diulangi.

2. Teori Belajar Menurut Skinner
B.F. Skinner dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Operant Conditioning adalah suatu proses perilaku operant (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.
Beberapa prinsip Skinner antara lain :
a. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika bebar diberi penguat.
b. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
c. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
d. Dalam proses pembelajaran, tidak digunkan hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
e. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktifitas sendiri.
f, Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah.
g. Dalam pembelajaran digunakan shaping.

3. Teori Belajar Menurut Robert M. Gagne
Gagne membagi proses belajar berlangsung dalam empat fase utama, yaitu
  1. Fase Receiving the stimulus situation (apprehending), merupakan fase seseorang memperhatikan stimulus tertentu kemudian menangkap artinya dan memahami stimulus tersebut untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan berbagai cara.
  2. Fase Stage of Acquition, pada fase ini seseorang akan dapat memperoleh suatu kesanggupan yang belum diperoleh sebelumnya dengan menghubung-hubungkan informasi yang diterima dengan pengetahuan sebelumnya.
  3. Fase storage/retensi adalah fase penyimpanan informasi, ada informasi yang disimpan dalam jangka pendek ada yang dalam jangka panjang, melalui pengulangan informasi dalam memori jangka pendek dapat dipindahkan ke memori jangka panjang.
  4. Fase Retrieval/Recall, adalah fase mengingat kembali atau memanggil kembali informasi yang ada dalam memori.
Kemudian ada fase-fase lain yang dianggap tidak utama, yaitu :
e. Fase motivasi sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar.
f. Fase generalisasi adalah fase transfer informasi, pada situasi-situasi baru, agar lebih meningkatkan daya ingat, siswa dapat diminta mengaplikasikan sesuatu dengan informasi baru tersebut.
g. Fase penampilan adalah fase dimana siswa harus memperlihatkan sesuatu penampilan yang nampak setelah mempelajari sesuatu, seperti mempelajari struktur kalimat dalam bahasa mereka dapat membuat kalimat yang benar.
h. Fase umpan balik, siswa harus diberikan umpan balik dari apa yang telah ditampilkan (reinforcement).

4. Teori Belajar Menurut Bruner
Bruner menyatakan belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya.

Agar pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan intelektual anak dalam mempelajari sesuatu pengetahuan (misalnya suatu konsep matematika), maka materi pelajaran perlu disajikan dengan memperhatikan tahap perkembangan kognitif/ pengetahuan anak agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif) orang tersebut.

Proses internalisasi akan terjadi secara sungguh-sungguh (yang berarti proses belajar terjadi secara optimal) jika pengetahuan yang dipelajari itu dipelajari dalam tiga model tahapan yaitu model tahap enaktif, model ikonik dan model tahap simbolik.
  1. Model Tahap Enaktif. Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara langsung terlibat dalam memanipulasi (mengotak-atik) objek. Pada tahap ini anak belajar sesuatu pengetahuan di mana pengetahuan itu dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda-benda konkret atau menggunakan situasi yang nyata.
  2. Model Tahap Ikonik.Tahap ikonik, yaitu suatu tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan di mana pengetahuan itu direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (visual imaginery), gambar, atau diagram, yang menggambarkan kegiatan kongkret atau situasi kongkret yang terdapat pada tahap enaktif.
  3. Model Tahap Simbolis.Dalam tahap ini bahasa adalah pola dasar simbolik, anak memanipulasi simbul-simbul atau lambang-lambang objek tertentu. Pada tahap simbolik ini, pembelajaran direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak (abstract symbols), yaitu simbol-simbol arbiter yang dipakai berdasarkan kesepakatan orang-orang dalam bidang yang bersangkutan, baik simbol-simbol verbal (misalnya huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat), lambang-lambang matematika, maupun lambang-lambang abstrak yang lain.

5. Teori belajar Menurut Piaget
Dalam pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian. Untuk membuat dunia kita diterima oleh pikiran, kita melakukan pengorganisasian pengalaman-pengalaman yang telah terjadi. Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu asimiliasi dan akomodasi.

Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan mereka yang sudah ada. Sedangkan akomodasi adalah terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru.

Piaget mengatakan bahwa kita melampui perkembangan melalui empat tahap dalam memahami dunia, yaitu :
  1. Tahap sensorimotor (Sensorimotor stage), yang terjadi dari lahir hingga usia 2 tahun, merupakan tahap pertama piaget. Pada tahap ini, perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan mendengar) melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.
  2. Tahap praoperasional (preoperational stage), yang terjadi dari usia 2 hingga 7 tahun, merupakan tahap kedua piaget, pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Mulai muncul pemikiran egosentrisme, animisme, dan intuitif.
  3. Tahap operasional konkrit (concrete operational stage), yang berlangsung dari usia 7 hingga 11 tahun, merupakan tahap ketiga piaget. Pada tahap ini anak dapat melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam cotoh-contoh yang spesifik atau konkrit.
  4. Tahap operasional formal (formal operational stage), yang terlihat pada usia 11 hingga 15 tahun, merupakan tahap keempat dan terkahir dari piaget. Pada tahap ini, individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit dan berpikir secara abstrak dan lebih logis.
Perlu diingat, bahwa pada setiap tahap tidak bisa berpindah ke tahap berikutnya bila tahap sebelumnya belum selesai dan setiap umur tidak bisa menjadi patokan utama seseorang berada pada tahap tertentu karena tergantung dari ciri perkembangan setiap individu yang bersangkutan.

6. Teori Belajar Menurut Ausubel
Ausubel (dalam Dahar, 1988:137) mengemukakan bahwa belajar dikatakan bermakna (meaningful) jika informasi yang akan dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik sehingga peserta didik dapat mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Ausubel (dalam Dahar,1988 :142)

Menurut Ausubel, Novak,dan Hanesian ada dua jenis belajar:
  1. Belajar bermakna (meaningful learning).Belajar bermakna adalah suatu proses belajar dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur penertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar. Belajar bermakna terjadi bila pelajar mencoba menghubungkan fenomena baru dengan konsep yang telah ada sebelumnya.
  2. Belajar menghafal (rote learning). Bila konsep yang cocok dengan fenomena baru itu belum ada maka informasi baru tersebut harus dipelajari secara menghafal. Belajar menghafal ini perlu bila seseoarang memperoleh informasi baru dalam dunia pengetahuan yang sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang ia ketahiu sebelumnya.
Menurut Ausubel belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran itu disajikan kepada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Selanjutnya dimensi kedua menyangkut bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Jika siswa hanya mencoba menghafalkan informasi baru itu tanpa menghubungkan dengan struktur kognitifnya, maka terjadilah belajar dengan hafalan.

Sebaliknya jika siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi baru itu dengan struktur kognitifnya maka yang terjadi adalah belajar bermakna.
Langkah-langkah belajar bermakna Ausubel adalah :
a. Pengatur awal (advance organizer)
Pengatur awal dapat digunakan untuk membantu mengaitkan konsep yang lama dengan konsep yang baru yang lebih tinggi maknanya.
b. Diferensiasi Progregsif
Dalam pembelajaran bermakna perlu ada pengembangan dan kolaborasi konsep- konsep. Caranya unsur yang inklusif diperkenalkan terlebih dahulu kemudian baru lebih mendetail.






Download

Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Pedagogik 1.4.1)

PEMBAHASAN KISI-KISI 
UKG ONLINE 2015 PKN SMP/MTS


KOMPETENSI UTAMA : PEDAGOGIK



Kompetensi Inti
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual.
Kompetensi Guru Mapel
1.4. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.
Indikator Esensial
1.4.1. Menganalisis kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran PPKn.

Kesulitan Belajar Peserta Didik dalam PPKn




Diantosnya ....


Download

Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Pedagogik 1.3.1)

PEMBAHASAN KISI-KISI 
UKG ONLINE 2015 PKN SMP/MTS


KOMPETENSI UTAMA : PEDAGOGIK


Kompetensi Inti
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual.
Kompetensi Guru Mapel
1.3. Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.
Indikator Esensial
1.3.1. Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran PPKn.

Bekal Ajar Awal Perserta Didik dalam PPKn





Antosannya ....





Download


Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Pedagogik 1.2.1)

PEMBAHASAN KISI-KISI 
UKG ONLINE 2015 PKN SMP/MTS


KOMPETENSI UTAMA : PEDAGOGIK


Kompetensi Inti
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual.
Kompetensi Guru Mapel
1.2. Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.
Indikator Esensial
1.2.1. Mengidentifikasi potensi peserta didik yang berkaitan dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam  mata pelajaran PPKn.

Potensi Peserta Didik dalam PPKn




Ke antosannya .....


Download


Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Pedagogik 1.1.3)

PEMBAHASAN KISI-KISI 
UKG ONLINE 2015 PKN SMP/MTS


KOMPETENSI UTAMA : PEDAGOGIK


Kompetensi Inti
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual.
Kompetensi Guru Mapel
1.1. Memah ami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya.
Indikator Esensial
1.1.3. Mengidentifikasi karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek moral.

Karakteristik Moral Peserta Didik

Karakteristik moral serdik usia SMP (remaja awal) :
  1. Secara berangsur-angsur remaja mengurangi sifat egosentrisme-nya dalam hubungan pribadinya berkembang etika pribadi mereka, berkenaan dengan pengetahuan dan penghayatan tentang apa yang baik dan yang jahat. Ada dua aspek nilai yang menjadi perhatian utama para remaja, yaitu nilai-nilai keadilan dan kesejahteraan.
  2. Pada masa remaja rasa kepedulian terhadap kepentingan dan kesejahteraan orang lain cukup besar, tetapi kepedulian ini masih dipengaruhi oleh sifat egosentrisme. Mereka belum bisa membedakan kebahagiaan atau kesenangan yang dasar (hakiki) dengan yang sesaat, memperhatikan kepentingan orang secara umum atau orang-orang yang dekat dengan dia.
  3. Remaja sudah mengetahui nilai atau prinsip-prinsip yang mendasar, tetapi mereka belum mampu melakukannya, mereka sudah menyadari bahwa membahagiakan orang lain itu adalah baik, tetapi mereka belum mampu melihat bagaimana merealisasikannya.
  4. Dengan sikapnya dan cara berpikirnya yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya (orang dewasa).
  5. Mengidentifikasi dirinya dengan tokoh-tokoh moralitas yang dipandang tepat dengan tipe idolanya.



Download


Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Pedagogik 1.1.2)

PEMBAHASAN KISI-KISI 
UKG ONLINE 2015 PKN SMP/MTS


KOMPETENSI UTAMA : PEDAGOGIK


Kompetensi Inti
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual.
Kompetensi Guru Mapel
1.1. Memah ami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya.
Indikator Esensial
1.1.2. Mengidentifikasi karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek intelektual.

Karakteristik Intelektual Peserta Didik


Karakteristik intelektual serdik usia SMP (remaja awal) :
  1. Telah mampu berpikir jauh melewati kehidupannya baik dalam dimensi ruang maupun waktu. Berpikir abstrak adalah berpikir tentang ide-ide, (Jean Piaget : Berpikir formal operasional). Yang ditandai dengan tiga hal penting. Pertama, anak mulai mampu melihat (berpikir) tentang kemungkinan. Kedua, anak telah mampu berpikir ilmiah. Ketiga, remaja telah mampu memadukan ide-ide secara logis.
  2. Kemampuan berpikir formal mengarahkan pemecahan masalah-masalah berpikir secara sistematik.
  3. Pada remaja muda (usia SMP) pemikiran tentang pekerjaan masih diwarnai oleh fantasinya.
  4. Para remaja sudah memiliki kemampuan mengingat informasi dan keterampilan memproses informasi yang telah berkembang jauh dari anak SD. Pemrosesan informasi yang mencakup penerimaan informasi oleh alat indra ditahan sebentar, kemudian dilanjutkan ke terminal ingatan singkat (TIS) dan diproses lebih lanjut dalam suatu bentuk yang dapat disimpan dalam terminal ingatan lama (TIL). Keterampilan ini pada remaja lebih cepat dan kuat, dan sangat memegang peranan penting dalam penyelesaian tugas-tugas pembelajaran maupun pekerjaan. Mereka sudah mengerti dan dapat mengerjakan dengan benar bentuk tes objektif tanpa penjelasan lagi dari guru. Penguasaan keterampilan memproses informasi ini menyempurnakan atau membulatkan penampilan kognitif mereka
  5. Proses berpikirnya sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (asosiasi, diferensiasi, komparasi, dan kausalitas) dalam ide-ide atau pemikiran abstrak (meskipun relatif terbatas).
  6. Kecakapan dasar umum (general intelligence) menjalani laju perkembangan yang terpesat (terutama bagi yang belajar di sekolah)
  7. Kecakapan dasar khusus (bakat atau aptitude) mulai menunjukkan kencenderungan-kecenderungan lebih jelas.





Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Pedagogik 1.1.1)

PEMBAHASAN KISI-KISI 
UKG ONLINE 2015 PKN SMP/MTS


KOMPETENSI UTAMA : PEDAGOGIK


Kompetensi Inti
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual.
Kompetensi Guru Mapel
1.1. Memah ami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya.
Indikator Esensial
1.1.1. Mengidentifikasi karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik.

Secara umum karakteristik fisik serdik usia SMP (remaja awal) :
  1. Laju perkembangan secara umum berlangsung secara pesat.
  2. Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering kurang seimbang (termasuk otot dan tulang belulang).
  3. Munculnya ciri-ciri sekunder (tumbuh bulu pada pubic region, otot mengembang pada bagian-bagian tertentu), disertai mulai aktifnya sekresi kelenjar jenis (menstruasi pada wanita dan polusi pada pria pertama kali)
  4. Gerak-gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan.
  5. Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan yang dicobainya.
Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan ini meliputi: perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin utama (primer) dan ciri kelamin kedua (skunder).

Pada anak perempuan:
  1. Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan memanjang)
  2. Pertumbuhan payudara
  3. Tumbuh bulu halus berwarna gelap di kemaluan
  4. Mencapai pertumbuhan badan yang maksimum setiap tahunnya
  5. Bulu kemaluan menjadi keriting
  6. Menstruasi atau haid
  7. Tumbuh bulu ketiak
Pada anaklaki-laki:
  1. Pertumbuhan tulang-tulang
  2. Testis (buah pelir) membesar
  3. Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus,dan berwarna gelap
  4. Awal perubahan suara
  5. Ejakulasi (keluar air mani)
  6. Bulu kemaluan menjadi keriting
  7. Mencapai pertumbuhan badan yang maksimum setiap tahunnya
  8. Tumbuh rambut-rambut halsdi wajah (kumis, jenggot)
  9. Tumbuh bulu ketiak
  10. Akhir perubahan suara
  11. Rambut-rambut di wajah berambah tebal dan gelap
  12. Tumbuh bulu di dada



Download